dc.description.abstract | Pada masyarakat masih banyak dijumpai masalah penggunaan obat yang tidak rasional dan menjadi perhatian khusus oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, seperti penggunaan obat bebas secara tidak tepat dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang cara menggunakan obat, cara menyimpan obat, serta cara membuang obat secara tepat. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pemahaman dan perilaku masyarakat terkait penggunaan obat yang tepat. Masyarakat seringkali tidak mendapatkan informasi yang memadai dan menggunakan kesempatan untuk bertanya saat mendapatkan obat atau membeli obat. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam penggunaan obat yang rasional pemerintah mencanangkan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) yang didalamnya termasuk gerakan “Tanya Lima O” untuk mengajak masyarakat agar peduli terhadap obat yang mereka dapatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan perilaku “Tanya Lima O” antara masyarakat perdesaan dan perkotaan di Kabupaten Jember.
Metode penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan di Puskesmas yang ada di Kecamatan Jelbuk untuk kelompok masyarakat perdesaan dan untuk masyarakat perkotaan dilakukan di Puskesmas yang ada di Kecamatan Kaliwates masing-masing sebanyak 183 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sebelum kuesioner digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas (face validity dan content validity) dan uji reliabilitas dengan cara Test-retest reliability untuk melihat konsistensi jawaban responden dan didapatkan hasil sebesar 0,967 untuk bagian pengetahuan dan sebesar 0,913 untuk bagian perilaku yang berarti kuesioner dapat diterima.
Hasil penelitian menunjukkan total 260 responden (71,0%) masyarakat perdesaan dan perkotaan tidak pernah mendengar Gema Cermat dan tidak pernah mendengar “Tanya Lima O” sebanyak 130 responden (35,5%). Sebanyak 120 responden (25,1%) masyarakat perdesaan bertanya kepada bidan terkait obat yang mereka dapatkan, sedangkan untuk masyarakat perkotaan sebanyak 102 responden (21,3%) bertanya kepada dokter.
Perbandingan pengetahuan dan perilaku masyarakat perdesaan dan perkotaan dianalisis menggunakan mann-whitney. Berdasarkan hasil diperoleh nilai signifikansi 0,081 (p>0,05) yang artinya tidak terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna secara statistik antara masyarakat perdesaan dan perkotaan. Hasil analisis perilaku diperoleh nilai signifikansi 0,031(<0,05) yang artinya terdapat perbedaan perilaku yang bermakna secara statistik antara masyarakat perdesaan dan perkotaan. | en_US |