dc.description.abstract | Infeksi merupakan salah satu penyebab utama masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang seperti Indonesia, salah satunya adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan mulai dari hidung sampai alveoli. Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri seperti Staphylococcus aureus. Hasil Riset kesehatan dasar 2018 melaporkan ISPA menyumbang prevalensi sebesar 4,4% dengan jumlah 168.406 kasus di Indonesia. Tingginya angka tersebut maka dianggap perlu dilakukan intervensi untuk mengatasinya. Terapi yang digunakan untuk pengobatan infeksi saat ini dengan pemberian antibiotik. Namun banyak kasus resistensi bakteri terhadap antibiotik sehingga perlu dikembangkannya alternatif yang bersumber dari tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang memiliki aktivitas antibakteri adalah Waru Gunung (Hibiscus macrophyllus), sehingga pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun Waru Gunung (H. macrophyllus) dan fraksinya terhadap Staphylococcus aureus.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak etanol daun H. macrophyllus dan fraksinya memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus. Metode yang digunakan pada uji aktivitas antibakteri ini adalah metode difusi cakram dengan mengamati adanya zona bening atau zona hambat yang terbentuk disekitar cakram yang berisi sampel uji. Sampel uji yang digunakan adalah ekstrak etanol 96% dan fraksinya (fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi air) daun H. macrophyllus dengan masing-masing konsentrasi uji 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. Fraksi n-heksana menarik senyawa nonpolar, fraksi etil asetat menarik senyawa semipolar, dan fraksi air menarik senyawa polar dari ekstrak etanol daun H. macrophyllus.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua sampel uji memiliki aktivitas antibakteri kecuali pada fraksi air. Aktivitas antibakteri tertinggi didapat pada fraksi etil asetat yang menarik senyawa semipolar pada ekstrak etanol daun H. macrophyllus. Aktivitas antibakteri sampel uji secara berurutan dari tinggi ke rendah antara lain fraksi etil asetat, ekstrak etanol, fraksi n-heksana, dan fraksi air. Pada fraksi etil asetat didapatkan hasil diameter zona hambat pada konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% secara berturut-turut adalah 8,28 mm; 9,47 mm; 10,40 mm; 10,71 mm; dan 12,04 mm. Pada ekstrak etanol adalah 8,25 mm; 8,97 mm; 9,60 mm; 10,04 mm; dan 11,58 mm. Pada fraksi n-heksana adalah 7,59 mm; 8,24 mm; 9,18 mm; 9,64 mm; dan 10,31 mm. Dan pada fraksi air tidak didapatkan hasil diameter zona hambat. Selanjutnya data hasil pengukuran dianalisis statistika untuk uji normalitas dan homogenitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai p > 0,05 yang artinya ekstrak etanol dan fraksinya terdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya uji LSD post hoc untuk mengetahui adanya perbedaan signifikan atau tidak antar konsentrasi dan antar sampel. Hasil uji LSD post hoc antar konsentrasi menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada sampel ekstrak dan beberapa tidak berbeda signifikan pada sampel fraksi kecuali fraksi air. Sedangkan pada uji LSD antar sampel menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada konsentrasi 15% dan 20% dan beberapa yang berbeda signifikan pada konsentrasi 5%, 10%, dan 25% antar sampel ekstrak dan fraksi kecuali fraksi air tidak dapat dianalisis. | en_US |