• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Mathematics and Natural Sciences
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Pada Gumuk dan Lahan Bekas Gumuk Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Konfigurasi Wenner-Schlumberger (Studi Kasus : Desa Sumberkalong Kecamatan Sukowono Jember)

    Thumbnail
    View/Open
    Elphas Indika Aprilian-141810201045_.pdf (1.361Mb)
    Date
    2020
    Author
    APRILLIAN, Elphas Indika
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Kabupaten Jember adalah sebuah wilayah yang terletak di Provinsi Jawa Timur yang berada di lereng Pegunungan Hyang dan Gunung Argopuro yang membentang ke arah selatan sampai dengan Samudera Indonesia. Menurut teori terkuat, keberadaan gumuk di Jember disebabkan oleh letusan Gunung Raung pada masa lampau (Raung Purba). Letusan ini mengalirkan lava dan lahar yang terjadi selama kurang lebih 2000 tahun sampai terbentuk topografi gumuk seperti sekarang. Teori lain menyebutkan bahwa formasi gumuk berasal dari lontaran sisi barat Gunung Raung yang berlangsung secara besar-besaran bersama banjir lava yang mengiringi peristiwa erupsi vulkanik atau tektonik patahan. Bongkahan – bongkahan tersebut jatuh di tepi barat Gunung Raung bersama dengan banjir lahar dari tempat asalnya menuju ke arah Barat Daya. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui jenis batuan pada struktur bawah permukaan gumuk dan lahan bekas gumuk menggunakan metode geolistrik konfigurasi Wenner-Sclumberger. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui struktur bawah permukaan adalah metode geolistrik. Prinsip kerja dari metode geolistrik yaitu dengan penginjeksikan arus listrik ke permukaan tanah melalui sepasang elektroda dan pengukuran beda potensial dengan sepasang elektroda yang lain. Nilai resistivitas batuan didapatkan dengan cara menginjeksikan arus pada permukaan bumi sehingga didapatkan nilai arus dan tegangan, nilai ini kemudian diolah untuk mendapatkan resistivitas semu guna diinput ke software Res2Dinv. Hasil dari software Res2Dinv berupa model 2D struktur bawah permukaan gumuk, model tersebut memberi informasi variasi nilai resistivitas untuk posisi dan kedalaman yang berbeda. Penentuan jenis batuan mengacu pada tabel resistivitas batuan, peta geologi Kabupaten Jember dan penelitian Fariha (2012). Pengambilan data lapang dilakukan di tiga lokasi yang berbeda yaitu gumuk yang telah ditambang, gumuk yang beralih fungsi dan gumuk yang masih utuh, dengan menggunakan 2 lintasan untuk setiap lokasi penelitian. Hasil dari penelitian menunjukkan nilai resistivitas di lintasan 1 (3,64 – 687) Ωm, sedangkan di lintasan 2 nilai resistivitasnya (4,43 – 541) Ωm dengan kedalaman 19,1 m. Lintasan 1 dan 2 diambil di lokasi gumuk yang sudah ditambang, bagian atas gumuk menunjukkan batuan khas gumuk seperti pada bagian jalan dan ujung-ujung lintasan kemungkinan pembentukan terjadi karena lontaran dari Gunung Raung karena struktur bawah permukaan dapat dibedakan dengan kondisi sekitarnya. Sedangkan nilai resistivitas di lintasan 3 (6,31 – 86,6) Ωm dan lintasan 4 didapatkan nilai resistivitas (4,29 – 65,4) Ωm dengan kedalaman 23,7 m. Lintasan 3 dan 4 diambil di gumuk yang sudah beralih fungsi, statigrafi gumuk berupa batuan Gunung Raung sampai kedalaman 19,1 m tapi tidak bisa dibedakan dengan geologi regionalnya sehingga masih belum bisa dipastikan tumbuh dari magma dibawahnya atau dari banjir lahar. Kemudian di lokasi gumuk yang masih utuh diambil 2 lintasan, yaitu lintasan 5 didapatkan nilai resistivitas (32,3 – 858) Ωm, di lintasan 6 didapatkan (48,9 – 649) Ωm dengan kedalaman 19,1 m. Berdasarkan hasil penelitian, struktur bawah permukaan pada gumuk dan lahan bekas gumuk tersusun atas jenis batuan batuan breksi, tuf, tuf sela, batu pasir tufan, andesit dan konglomerat. Statigrafi gumuk berupa batuan raung, tapi masih tidak bisa dipastikan bentang alam hasil bentukan akibat erupsi Gunung Raung baik dari banjir lahar atau lontaran. Dari hasil tersebut masih belum bisa dipastikan proses pembentukan gumuk karena struktur bawah permukaan tidak bisa dibedakan dengan geologi regionalnya. Berdasarkan hasil tersebut kemungkinan gumuk yang masih utuh pembentukan geologinya terjadi karena lontaran dari Gunung Raung karena struktur bawah permukaan dapat dibedakan dari wilayah sekitarnya, sedangkan untuk gumuk yang beralih fungsi dan gumuk yang masih utuh belum bisa dipastikan proses pembentukan geologinya karena struktur bawah permukaan masih belum bisa dibedakan dengan wilayah sekitarnya.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97674
    Collections

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository