REKAYASA LABA PERBANKAN INDONESIA: STUDI DETERMINAN DAN PENANDINGAN INSTRUMEN PERATAAN PENGHASILAN BERBASIS POOLED DATA ANALYSIS
Abstract
Perbankan Indonesia merupakan lembaga keuangan yang mengelola dana paling besar dibandingkan lembaga keuangan lainnya seperti pasar modal atau asuransi. Dominasi perbankan dalam kapitalisasi dana masyarakat mencapai 67%, lebih tinggi dari pasar modal yang hanya 30% dan pasar obligasi korporasi sebesar 3%. Jumlah dana masyarakat atau dana pihak ketiga yang dikelola oleh industri perbankan nasional pada kuartal pertama 2004 mencapai Rp 1.171 triliun, sedangkan pasar saham hanya Rp 492 triliun dan obligasi korporasi Rp 45,5 triliun (Suara Merdeka, 2004a). Dana tersebut besarnya hampir hampir tiga kali APBN. Tingginya kepercayaan terhadap industri perbankan untuk mengelola dana masyarakat seharusnya diikuti dengan pengelolaan bank yang dapat dipertanggungjawabkan.
Masalah dalam penelitian bahwa alat ukur rekayasa laba yang banyak dipergunakan di Indonesia ternyata tidak cukup reliable. Indeks Eckel menggunakan n (banyaknya tahun yang diamati) untuk koefisien variasi. Hal ini mengharuskan indeks konsisten mengukur perekayasa dan bukan perekayas pada periode yang berubah-ubah.
Indeks Eckel tidak memenuhi syarat keandalan dan perlunya pengonstruksian instrumen baru. Kegagalan indeks Eckel menunjukkan konsistensi klasifikasi antar periode yang berbeda, mengimplikasikan keraguan terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu. Simpulan-simpulan studi tersebut bisa jadi disamarkan atau disimpangkan karena ketidakkonsistenan alat pengklasifikasi. Adanya instrumen baru yang andal memberikan kesempatan penelitian-penelitian determinan, motivasi, dan dampak praktik rekayasa laba.
Penandingan pengujian perataan menggunakan basis data Kustono (2011). Populasi target adalah bank-bank yang terdaftar beroperasi di Indonesia. Sampel frame dalam penelitian ini adalah Buku Direktori Perbankan Indonesia 2000-2009. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel sengaja dipilih agar dapat mewakili populasinya dan dapat memenuhi tujuan penelitian.
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menguji model secara empirik. Pengembangan konstruksi dilakukan dengan (a) literature review, sintesis, analytical approach dan empirical testing. Representasi instrument pengukur income smoothing yakni accounting accrual correlation dan indeks Eckel diperbandingkan reliabilitas dan akurasinya baik secara analitical maupun empirical. Pengujian empiris dilakukan dengan literature review, sintesis dan analisis, serta empirical testing.
Indeks Eckel ini perlu di uji konsistensinya agar dapat memberikan suatu keyakinan atas andal atau tidaknya alat uji yang digunakan. Klasifikasi seharusnya tidak tergantung dari periode tahun yang dipergunakan.
Berdasarkan hasil pengujian diidikasikan bahwa indeks Eckel gagal memenuhi syarat reabilitas sesuai premis tetapan. Beberapa sampel terklasifikasi atau melakukan praktik sebagai rekayasa laba hanya pada satu perioda saja sehingga tidak memenuhi kaidah antar periode.
Pengujian berikutnya menunjukkan kejelasan adanya kelemahan konsistensi karena pengaruh perbedaan tahun yang dipergunakan. Sampel yang terklasifikasi pada tahun tertentu bisa jadi tidak terklasifikasi pada tahun tersebut apabila periode yang dipergunakan untuk menghitungnya berbeda.
Indeks Eckel menjadi tidak memenuhi reliabilitas karena ketergantungannya pada nilai n. Nilai n sendiri tidak dibatasi oleh Eckel, sehingga peneliti-peneliti menjadi bebas menentukan n. Pengujian beruntun di atas menunjukkan bahwa kemungkinan kesalahan simpulan dari penelitian-penelitian terdahulu.
Rerangka kerja baru dibangun dengan mempertimbangkan adanya aspek antar periode. Tujuan manajemen melakukan manipulasi laba laporan baru diketahui setelah manajemen melakukan tindakan pada beberapa periode, atau minimal dua rasio terpenuhi.
Rerangka tersebut adalah sebagai berikut:
Perbankan Indonesia merupakan lembaga keuangan yang mengelola dana paling besar dibandingkan lembaga keuangan lainnya seperti pasar modal atau asuransi. Dominasi perbankan dalam kapitalisasi dana masyarakat mencapai 67%, lebih tinggi dari pasar modal yang hanya 30% dan pasar obligasi korporasi sebesar 3%. Jumlah dana masyarakat atau dana pihak ketiga yang dikelola oleh industri perbankan nasional pada kuartal pertama 2004 mencapai Rp 1.171 triliun, sedangkan pasar saham hanya Rp 492 triliun dan obligasi korporasi Rp 45,5 triliun (Suara Merdeka, 2004a). Dana tersebut besarnya hampir hampir tiga kali APBN. Tingginya kepercayaan terhadap industri perbankan untuk mengelola dana masyarakat seharusnya diikuti dengan pengelolaan bank yang dapat dipertanggungjawabkan.
Masalah dalam penelitian bahwa alat ukur rekayasa laba yang banyak dipergunakan di Indonesia ternyata tidak cukup reliable. Indeks Eckel menggunakan n (banyaknya tahun yang diamati) untuk koefisien variasi. Hal ini mengharuskan indeks konsisten mengukur perekayasa dan bukan perekayas pada periode yang berubah-ubah.
Indeks Eckel tidak memenuhi syarat keandalan dan perlunya pengonstruksian instrumen baru. Kegagalan indeks Eckel menunjukkan konsistensi klasifikasi antar periode yang berbeda, mengimplikasikan keraguan terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu. Simpulan-simpulan studi tersebut bisa jadi disamarkan atau disimpangkan karena ketidakkonsistenan alat pengklasifikasi. Adanya instrumen baru yang andal memberikan kesempatan penelitian-penelitian determinan, motivasi, dan dampak praktik rekayasa laba.
Penandingan pengujian perataan menggunakan basis data Kustono (2011). Populasi target adalah bank-bank yang terdaftar beroperasi di Indonesia. Sampel frame dalam penelitian ini adalah Buku Direktori Perbankan Indonesia 2000-2009. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel sengaja dipilih agar dapat mewakili populasinya dan dapat memenuhi tujuan penelitian.
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menguji model secara empirik. Pengembangan konstruksi dilakukan dengan (a) literature review, sintesis, analytical approach dan empirical testing. Representasi instrument pengukur income smoothing yakni accounting accrual correlation dan indeks Eckel diperbandingkan reliabilitas dan akurasinya baik secara analitical maupun empirical. Pengujian empiris dilakukan dengan literature review, sintesis dan analisis, serta empirical testing.
Indeks Eckel ini perlu di uji konsistensinya agar dapat memberikan suatu keyakinan atas andal atau tidaknya alat uji yang digunakan. Klasifikasi seharusnya tidak tergantung dari periode tahun yang dipergunakan.
Berdasarkan hasil pengujian diidikasikan bahwa indeks Eckel gagal memenuhi syarat reabilitas sesuai premis tetapan. Beberapa sampel terklasifikasi atau melakukan praktik sebagai rekayasa laba hanya pada satu perioda saja sehingga tidak memenuhi kaidah antar periode.
Pengujian berikutnya menunjukkan kejelasan adanya kelemahan konsistensi karena pengaruh perbedaan tahun yang dipergunakan. Sampel yang terklasifikasi pada tahun tertentu bisa jadi tidak terklasifikasi pada tahun tersebut apabila periode yang dipergunakan untuk menghitungnya berbeda.
Indeks Eckel menjadi tidak memenuhi reliabilitas karena ketergantungannya pada nilai n. Nilai n sendiri tidak dibatasi oleh Eckel, sehingga peneliti-peneliti menjadi bebas menentukan n. Pengujian beruntun di atas menunjukkan bahwa kemungkinan kesalahan simpulan dari penelitian-penelitian terdahulu.
Rerangka kerja baru dibangun dengan mempertimbangkan adanya aspek antar periode. Tujuan manajemen melakukan manipulasi laba laporan baru diketahui setelah manajemen melakukan tindakan pada beberapa periode, atau minimal dua rasio terpenuhi.
Collections
- LRR-Hibah Fundamental [144]