dc.description.abstract | Meningkatnya volatilitas nilai tukar sejak awal dekade 1980-an menyita
perhatian banyak ekonom internasional dan para pengambil kebijikan moneter.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi isu pembentukan volatilitas nilai
tukar yang dilihat dari teori overshooting nilai tukar Dornbusch yang dikatakan
bahwa fluktuasi nilai tukar terjadi karena kekakuan harga barang. Kemudian
implikasinya dalam menentukan kerangka kebijakan moneter di suatu negara
yang dikenal dengan impossible trinity. Impossible trinity terdiri atas tiga
kebijakan yang tidak selalu dominan digunakan bersamaan, yaitu stabilitas nilai
tukar, mobilitas aliran modal (FDI), dan otonomi kebijakan moneter, yaitu GDP,
inflasi, dan suku bunga. Periode penelitian berlangsung 1987Q1-2016Q4 dengan
negara yang menjadi objek adalah Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Model dalam penelitian ini adalah model dinamis Vector Error Correction Model
(VECM) model, dengan terbaik VECM(8). Hasil permodelan VECM(8) dikaitkan
dengan uji kausalitas granger untuk melihat hubungan kasualitas variabel yang
signifikan. Hasil estimasi menunjukan bahwa semua negara dalam objek
penelitian mengalami fenomena overshooting. Kemudian dalam penentuan
kebijakan moneter ditemukan, bahwa Indonesia lebih menekankan pada kerangka
otonomi kebijakan moneter, yaitu inflasi dan GDP. Malaysia pada tingkat suku
bunga dan Foreign Direct Investment. Thailand ditemukan pada kerangka inflasi
dan suku bunga. Sedangkan Filipina efektif pada nilai tukar dan GDP melalui
jalur inflasi. Overshooting nilai tukar menentukan kebijakan moneter pada
impossible trinity yang tergantung pada karakteristik dan tujuan prioritas suatu
negara. | en_US |