dc.description.abstract | Sebuah perusahaan selalu menginginkan target produksinya dapat
terpenuhi dengan baik, akan tetapi karena berbagai masalah dapat menghambat
proses produksi sehingga pencapaian target produksi seringkali masih jauh dari
harapan. Terhentinya suatu proses pada rantai produksi sering kali di sebabkan
adanya masalah dalam mesin/peralatan produksi. Hal ini akan menimbulkan
kerugian pada perusahaan karena selain dapat menurunkan tingkat efisiensi dan
efektivitas mesin/peralatan mengakibatkan adanya biaya yang harus di keluarkan
akibat kerusakan tersebut.
UD Bintang Usaha Arjasa Jember merupakan perusahaan yang bergerak
dalam produksi bekatul. Produk UD bintang usaha adalah bekatul dengan
berbagai tingkat kualitas yang merupakan pencampuran dari berbagai jenis katul
dengan perbandingan tertentu. Bekatul merupakan lapisan sebelah dalam butiran
beras (lapisan aleuron/kulit ari) dan sebagian kecil endosperma berpati. Bekatul
biasa digunakan untuk pakan ternak. UD Bintang usaha bekerjasama dengan
pabrik besar, dimana dalam kerjasama tersebut terdapat kontrak yang
mencantumkan berapa harga bekatul dan berapa jumlah produk yang harus
dikirim pada periode tertentu, selain itu UD Bintang usaha juga memiliki
pelanggan tetap di Bali dan daerah lainnya. Dalam proses produksinya tidak
semua hasil produksi sesuai dengan harapan, ada saja bekatul yang tidak sesuai
dengan standar, seperti bekatul yang digiling tetap kasar dan bekatul kurang
tercampur rata pada mesin pencampur. Dari kedua mesin tersebut sering terjadi
masalah pada kedua mesin karena digunakan setiap hari tanpa dilakukan
pemeliharaan, mesin tersebut tidak terlepas dari masalah yang berkaitan dengan
efektivitas mesin/peralatan.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pemeliharaan yang dilakukan, apakah pemeliharaan yang dilakukan
mampu menjaga tingkat efektivitas mesin tetap optimal atau tidak dengan
menggunakan OEE. OEE merupakan pengukuran tingkat efektifitas pemakaian
suatu mesin dengan menghitung availability, Performance Efficiency, dan quality
rate. Berdasarkan ketiga faktor diatas jika nilai OEE berada dibawah nilai standar
sebesar 85% maka perlu dilakukan analisis six big losses untuk mengetahui
kerugian yang mengakibatkan rendahnya nilai OEE. Penelitian dilakukan pada
bulan desember 2017, dari perhitungan didapatkan rata-rata nilai OEE pada mesin
pencampur yaitu sebesar 63,27% dan mesin penggiling sebesar 69.95%. Nilai
tersebut dibawah nilai standar OEE sehingga diperlukan dilakukan perbaikan
yang dapat meningkatkan faktor-faktor nilai OEE.
Kata kunci : OEE, Six Big Losses | en_US |