Show simple item record

dc.contributor.authorFridawati, Yuni
dc.date.accessioned2019-11-25T01:44:01Z
dc.date.available2019-11-25T01:44:01Z
dc.identifier.nim130810101190
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/94881
dc.description.abstractSecara umum, pengembangan kawasan wisata Rembangan dipengaruhi oleh faktor ekologi (lingkungan), ekonomi, sosial, hukum dan regulasi, kelembagaan serta infrastruktur dan teknologi. Faktor sosial, ekologi, dan ekonomi merupakan faktor yang lebih berpengaruh dalam pengembangan kawasan wisata Rembangan dibandingkan dengan faktor-faktor lainya (hukum dan regulasi, kelembagaan, infrastruktur dan teknologi). Adapun kendala-kendala yang berkaitan dengan pengembangan kawasan wisata Rembangan, seperti rendahnya SDM, perlunya peningkatan sarana-prasarana untuk menunjang dan mendukung pengembangan kawasan wisata Rembangan, serta perlunya peningkatan kecintaan terhadap budaya yang dimiliki agar bisa ditunjukkan pada dunia luar atau wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Rembangan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember sebagai lembaga yang membantu pemerintah daerah dalam melakukan pengawasan dan penasehat atas kebijakan mengenai perkembangan pariwisata, khususnya kawasan wisata Rembangan terus melakukan promosi dan mengajak masyarakat setempat untuk ikut berperan dalam menciptakan sapta pesona yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan. Fungsi sapta pesona adalah untuk meminimalisir dan mempermudah pengendalian dampak lingkungan, sehingga masyarakat setempat dapat memiliki kesadaran akan wisata yang tinggi guna menjaga kestabilan keamanan bagi pengunjung maupun masyarakat kawasan wisata Rembangan. Pemerintah Kabupaten Jember memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat setempat guna meningkatkan sumberdaya masyarakat setempat yang dilakukan dengan cara pemberian materi maupun mengajak masyarakat setempat yang bekerja di UPTD Rembangan untuk mengikuti pelatihan di luar atau pun di dalam kotaJember. Aktivitas pemberdayaan masyarakat dikembangkan secara berkelanjutan yang bertujuan masyarakat setempat atau pelaku usaha untuk memiliki inovasi yang dapat menciptakan nilai tambah sehingga dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelola kawasan wisata maupun masyarakat setempat. Pengembangan kawasan wisata Rembangan dapat mengurangi jumlah pengangguran di daerah setempat dan menciptakan lapangan usaha atau pekerjaan bagi masyarakat setempat. Status berkelanjutan pengembangan kawasan wisata Rembangan di Kabupaten Jember dimensi ekologi adalah berkelanjutan dengan nilai indeks keberlanjutan sebesar 77,29, dimensi ekonomi adalah berkelanjutan dengan nilai indeks keberlanjutan sebesar 75,85, dimensi sosial adalah berkelanjutan dengan nilai indeks keberlanjutan sebesar 80,67, dimensi hukum dan regulasi adalah cukup berkelanjutan dengan nilai indeks keberlanjutan sebesar 64,76, dimensi kelembagaan adalah cukup berkelanjutan dengan nilai indeks keberlanjutan sebesar 66,74, serta dimensi infrastruktur dan teknologi adalah cukup berkelanjutan dengan nilai indeks keberlanjutan sebesar 66,82. Status dan kondisi berkelanjutan menunjukkan bahwa kawasan wisata Rembangan memiliki potensi dalam pengembangannya yang juga perlu memperhatikan strategi pengembangan dari pemerintah daerah maupun masyarakat, seperti sarana dan prasarana (infrastruktur, aksesibilitas dan akomodasi, serta atraksi), peran masyarakat, peran pihak swasta, maupun promosi yang perlu digencarkan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKAWASAN WISATAen_US
dc.subjectREMBANGAN DI KABUPATEN JEMBERen_US
dc.titleANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA REMBANGAN DI KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record