dc.description.abstract | Tujuan utama para investor menanamkan modalnya di investasi saham adalah untuk mendapatkan keuntungan dalam bentuk return. Namun untuk memperoleh return, investor akan menghadapi resiko investasi. Untuk meminimalisir resiko, pengambilan keputusan investasi oleh investor sebaiknya mempertimbangkan faktor fundamental untuk menilai kinerja perusahaan. Selain faktor fundamental, terdapat pula faktor ekonomi makro yang turut mempengaruhi return yang akan diperoleh, misalnya pelemahan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor fundamental dan faktor ekonomi makro terhadap return saham.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan sektor otomotif dan komponen yang tercatat di BEI selama periode 2011–2014. Sampel diambil secara purposive sampling, dan diperoleh sampel sebanyak 12 perusahaan. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang bersifat kuantitatif. Data diperoleh melalui berbagai macam sumber seperti: Laporan Keuangan yang diperoleh dari BEI, digunakan untuk perhitungan nilai CR, DER, TATO, dan PER; Data Historical Price masing-masing perusahaan yang diperoleh dari yahoo finance untuk menghitung return saham; sedangkan Pelemahan Nilai Kurs diperoleh dari web Bank Indonesia. Metode analisis yang digunakan dalam penelitiaan ini yaitu analisis deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji R2, dan uji t.
Hasil penelitian untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut: Nilai CR yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan baik. Dengan demikian perusahaan yang memililiki nilai CR tinggi, lebih diminati oleh investor. Peningkatan daya tarik investor ini memiliki
dampak terhadap kenaikan harga saham, sehingga mengakibatkan return saham semakin besar. Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan ekuitas. Semakin besar nilai DER menandakan stuktur permodalan yang lebih memanfaatkan hutang-hutang terhadap ekuitas. Oleh karena itu nilai DER yang tinggi akan mengurangi minat investor untuk melakukan investasi, karena dianggap memberikan resiko yang tinggi pula. Total Assets Turnover (TATO) merupakan suatu ukuran tingkat efektivitas perusahaan dalam penggunaan sumberdaya yang dimilikinya. Semakin besar nilai TATO, maka dapat diartikan bahwa penggunaan asset perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan semakin efektif. Dengan demikian, perusahaan yang memiliki nilai TATO tinggi akan menarik investor untuk melakukan investasi, sehingga berdampak terhadap meningkatnya return saham. Price Earning Ratio (PER) menggambarkan kesediaan investor membayar setiap lembar saham untuk perolehan setiap rupiah laba perusahaan. PER tidak berpengaruh pada keputusan atas harga saham di pasar modal, karena investor lebih cenderung melihat kinerja perusahaan dalam memperoleh laba atas hasil penjualannya ataupun dalam hal penggunaan assetnya. Nilai Kurs adalah suatu perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan negara lain. Ketika nilai tukar domestik semakin melemah terhadap mata uang asing, maka kinerja perusahaan akan menurun. Hal tersebut terjadi karena melemahnya nilai Rupiah akan meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan, dan mengurangi laba yang diperoleh perusahaan, sehingga akan mengurangi minat investor untuk melakukan investasi.
Berdasarkan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa Current Ratio (CR) dan Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Debt to Equity Ratio (DER) dan Pelemahan Nilai Kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Sedangkan Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan Otomotif dan Komponen. | en_US |