dc.description.abstract | Di Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua dari segi jumlah
penderita kanker pada perempuan namun sebagai penyebab kematian masih
menempati peringkat pertama. Pemerintah telah melaksanakan program deteksi
dini kanker serviks dalam mengendalikan kanker serviks dengan menggunakan
metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Kesadaran perempuan Indonesia
untuk melakukan deteksi dini masih sangat rendah yaitu dengan cakupan deteksi
dini kanker serviks kurang dari 5%. Health Belief Model (HBM) digunakan untuk
meramalkan perilaku peningkatan kesehatan yaitu didasarkan pada peilaku
individu yang ditentukan oleh motif dan kepercayaan individu itu sendiri.
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional. Desain yang digunakan
dalam penelitian ini case control. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 64
responden kasus dan 64 responden kontrol jadi total sampel 128 responden.
Responden dalam penelitian ini adalah
Wanita usia subur yang pernah melakukan pemeriksaan IVA dan yang belum
pernah melakukan pemeriksaan IVA. Teknik sampling menggunakan purposive
sampling. Analisis data menggunakan SmartPLS versi 3.
Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor yang
mempengaruhi secara tidak langsung terhadap keikutsertaan tes IVA sebagai
berikut : pengaruh faktor kerentanan terhadap keikutsertaan tes IVA melalui
ancaman adalah signifikan dimana nilai t statistik sebesar 4,396 artinya ≥ 1,96 dan
nilai p value 0,000 artinya ≤ 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa faktor kerentanan
secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap keikutsertaan tes IVA
melalui ancaman. Pengaruh faktor keparahan terhadap keikutsertaan tes IVA
melalui ancaman adalah signifikan dimana nilai t statistik sebesar 3,213 artinya ≥
1,96 dan nilai p value 0,001 artinya ≤ 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa faktor
keparahan secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap keikutsertaan
tes IVA melalui ancaman. Pengaruh faktor isyarat bertindak terhadap
keikutsertaan tes IVA melalui ancaman adalah signifikan dimana nilai t statistik
sebesar 2,462 artinya ≥ 1,96 dan nilai p value 0,014 artinya ≤ 0,05, jadi dapat
disimpulkan bahwa faktor isyarat bertindak secara tidak langsung berpengaruh
signifikan terhadap keikutsertaan tes IVA melalui ancaman.
Faktor yang mempengaruhi secara langsung terhadap keikutsertaan tes
IVA sebagai berikut : pengaruh faktor manfaat terhadap keikutsertaan tes IVA
adalah signifikan dimana nilai t statistik sebesar 7,584 artinya ≥ 1,96 dan nilai p
value 0,000 artinya ≤ 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa faktor manfaat secara
langsung berpengaruh signifikan terhadap keikutsertaan tes IVA. Pengaruh faktor
ancaman terhadap keikutsertaan tes IVA adalah signifikan dimana nilai t statistik
sebesar 2,011 artinya ≥ 1,96 dan nilai p value 0,045 artinya ≤ 0,05, jadi dapat
disimpulkan bahwa faktor ancaman secara langsung berpengaruh signifikan
terhadap keikutsertaan tes IVA. Pengaruh faktor hambatan terhadap keikutsertaan
tes IVA adalah signifikan dimana nilai t statistik sebesar 2,095 artinya ≥ 1,96 dan
nilai p value 0,005 artinya ≤ 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa faktor hambatan
secara langsung berpengaruh signifikan terhadap keikutsertaan tes IVA. | en_US |