dc.description.abstract | Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien termasuk kategori
lansia awal sebanyak 8 orang (25%), sebagian besar pasien berjenis kelamin
perempuan sebanyak 24 orang (75%), sebagian besar pasien berstatus sudah
menikah sebanyak 20 orang (62,5%), pasien yang berdomisili di daerah perkotaan
dan pedesaan jumlahnya sama masing-masing sebanyak 16 orang (50%), sebagian
besar pasien tidak bersekolah atau pendidikan terakhir SD/sederajat sebanyak 14
orang (43,8%), sebagian besar pasien tidak bekerja sebanyak 14 orang (43,8%),
sebagian besar pasien menderita Bell’s Palsy selama > 1 bulan sebanyak 22 orang
(68,8%), sebagian besar pasien mengalami kelumpuhan wajah pada bagian kiri
wajah sebanyak 16 orang (50%), sebagian besar pasien tidak mengalami keluhan
nyeri pada telinga post auricular sebanyak 26 orang (81,2%), sebagian besar
pasien tidak memiliki penyakit penyerta sebanyak 26 orang (81,2%) dan sebagian
besar pasien memiliki riwayat trauma fisik sebanyak 25 orang (78,1%).
Selanjutnya, didapatkan hasil sebagian besar pasien mengalami depresi
minimal/normal sebanyak 24 orang (75%), 7 orang (21,9%) pasien mengalami
depresi ringan dan 1 orang (3,1%) pasien mengalami depresi sedang. Dalam
penelitian ini tidak ditemukan pasien yang mengalami depresi berat. Depresi dapat
disebabkan karena pasien memiliki citra diri yang negatif, harga diri rendah dan
rasa percaya diri yang rendah. Kelumpuhan wajah mengganggu penampilan diri
pasien dan mempengaruhi kehidupan sehari-harinya. Depresi juga dapat
disebabkan apabila pasien tidak mendapatkan dukungan dan tidak dapat
mengatasi perasaan negatif terkait kelumpuhan yang diderita.
Penelit ian mengenai depresi pada pasien Bell’s Palsy belum banyak dilakukan
sehingga perlu ditingkatkan di masa mendatang. Pada penelitian selanjutnya dapat
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat depresi pada pasien Bell’s
Palsy atau masalah psikologis lainnya pada pasien Bell’s Palsy. Selain itu, peneliti
selanjutnya juga dapat meneliti mengenai pengaruh suatu intervensi dalam
penurunan tingkat depresi pada pasien Bell’s Palsy. | en_US |