Analisis Pola Hamburan Gelombang Mikro Untuk Deteksi Dini Kanker Payudara (Pemodelan Menggunakan Method of Moment)
Abstract
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker mematikan yang
banyak diderita oleh wanita. Jumlah pasien yang meninggal akibat penyakit
kanker payudara terbilang cukup besar. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya
untuk mengurangi angka kematian, diantaranya adalah dengan melakukan deteksi
dini serta pengecekan secara berkala. Teknik deteksi kanker yang saat ini sedang
ramai dikembangkan adalah pencitraan gelombang mikro. Teknik pencitraan
gelombang mikro umumnya dilakukan dengan dua proses, yakni forward problem
dan inverse problem. Namun karena adanya kontras dielektrik yang besar pada
jaringan payudara maka penyelesaian inverse problem menjadi lebih komplek
serta menghasilkan gambar dengan resolusi yang kurang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan teknik pencitraan gelombang
mikro yang lebih sederhana dan dapat digunakan untuk membedakan antara
jaringan payudara normal dan jaringan payudara terjangkit kanker, yakni teknik
pencitraan gelombang mikro dengan hanya menggunakan hasil forward problem.
Proses forward problem dilakukan dengan menghitung medan terhambur di
sekeliling objek payudara dengan menggunakan persamaan Maxwel.
Metode yang digunakan untuk menghitung medan terhambur pada
penelitian ini adalah Method of Moment (MoM). Pada prosesnya, MoM
menggunakan teknik pulse basic function untuk membagi domain objek menjadi
sejumlah sel yang sama. MoM mengubah persamaan fungsional medan
terhambur menjadi persamaan matriks untuk selanjutnya dihitung solusi
penyelesaiannya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jaringan lemak mempunyai
amplitudo lebih besar dengan jumlah gelombang lebih banyak, kemudian disusul
jaringan fibroglandular dan jaringan tumor. Sedangkan ketika proses scan
dilakukan pada jaringan payudara, diperoleh hasil bahwa jaringan payudara
normal menunjukkan anomali medan terhambur pada frekuensi 25 GHz – 28
GHz, jaringan payudara terjangkit kanker dengan tumor di tengah mengalami
anomali pada frekuensi 24 GHz – 27 GHz, sedangkan jaringan payudara
terjangkit kanker dengan tumor di tepi mengalami anomali pada frekuensi 14 GHz
- 20 GHz. Selanjutnya ketika jari-jari tumor pada jaringan payudara terjangkit
kanker divariasikan, diperoleh hasil bahwa jaringan payudara terjangkit kanker
dengan ukuran tumor lebih kecil menghasilkan amplitudo medan terhambur lebih
besar, namun perbedaannya tidak terlihat signifikan. Ketika umur pasien
divariasikan dengan umur 25 tahun, 50 tahun, dan 75 tahun, diperoleh hasil bahwa
model payudara berumur 75 tahun mempunyai nilai medan terhambur konstan
pada frekuensi 27 GHz – 30 GHz, model payudara berumur 50 tahun dan 25
tahun konstan pada frekuensi 29 GHz – 30 GHz. Berdasarkan hasil tersebut maka
dapat disimpulkan bahwa teknik pencitraan gelombang mikro dengan
menggunakan solusi forward problem dapat digunakan untuk membedakan antara
jaringan payudara normal dan jaringan payudara terjangkit kanker, sehingga dapat
digunakan sebagai teknik deteksi dini kanker payudara. Selain itu dapat diketahui
juga bahwa deteksi kanker payudara menggunakan teknik ini menunjukkan
perbedaan signifikan pada frekuensi 12 GHz.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka penelitian selanjutnya dapat
dilakukan pada daerah frekuensi yang lebih tinggi, serta mempertimbangkan
model jaringan payudara terjangkit kanker dengan beberapa jenis kanker
payudara.