Show simple item record

dc.contributor.authorLAKSONO, Bagus TRi
dc.date.accessioned2019-10-24T07:49:15Z
dc.date.available2019-10-24T07:49:15Z
dc.date.issued2019-07-17
dc.identifier.nim152210101062
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/93652
dc.description.abstractHipertensi merupakan penyakit kardiovaskular dan merupakan salah satu faktor resiko yang dapat meningkatkan jumlah mortalitas dan morbiditas (WHO, 2012), yang dapat ditangani dengan obat golongan penghambat kanal kalsium yaitu Diltiazem Hidroklorida (Dipiro dkk., 2014). Diltiazem hidroklorida berpengaruh pada pengenduran otot polos dari pembuluh darah sehingga menyebabkan resistensi pembuluh darah perifer, selain itu juga menghalangi masuknya kalsium dari luar sel dan meningkatkan afinitas 1,4 dihidropiridin pada kanal Ca2+ di otot jantung (Patel dkk., 2015). Diltiazem hidroklorida memiliki waktu paruh 3-5 jam dalam tubuh dan dapat terikat pada 80% protein plasma (Sweetman, 2009). Dilitiazem hidroklorida juga mengalami first pass metabolisme yang cukup tinggi sehingga bioavailabilitasnya sebesar 40% dalam tubuh (Wang dkk., 2016). Buccal film memiliki beberapa kelebihan diantaranya tidak melewati first pass metabolisme, fleksibel, elastis, lembut tapi masih dapat bertahan di dalam mulut. Beberapa campuran polimer dapat meningkatkan kekuatan pelekatan dan waktu tinggal dengan durasi yang diperlukan didalam mulut. Durasi waktu tinggal yang tepat dapat menghasilkan kadar obat dalam darah yang tinggi (Peh dan Fun Wong, 1999). Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas sediaan film yaitu swelling index, kekuatan mucoadhesive, dan waktu tinggal mucoadhesive. Polimer memiliki peranan yang dapat mempengaruhi dari ketiga faktor tersebut. Pada penelitian ini digunakan polimer HPMC dan Karbomer. HPMC dan Karbomer memiliki kemampuan swelling dan mucoadhesive yang baik (Morales dan McConville, 2011). Penggunaan polimer HPMC dan Karbomer menghasilkan swelling index, sifat mucoadhesive, pemuatan obat, ketahanan pelipatan dan pelepasan sediaan film yang baik (Roda dkk., 2018).Hasil pengujian swelling index didapatkan nilai dari F1, FA, FB, dan FAB dengan nilai berturutan 2,674; 4,287; 2,788; dan 3,146. Hasil pengujian kekuatan mucoadhesive didapatakan nilai dari F1, FA, FB dan FAB dengan nilai berturutan 27,933 gF; 53,633 gF; 29,467 gF; dan 37,433 gF. Hasil pengujian waktu tinggal mucoadhesive didapatkan nilai dari F1, FA, FB dan FAB dengan nilai berturutan 350 menit; 531,333 menit; 482 menit; dan 514,667 menit. Hasil dari pengujian respon swelling index, kekuatan mucoadhesive, dan waktu tinggal mucoadhesive kemudian dianalisis menggunakan software design expert versi 11. Hasil dari design expert terdapat 4 solusi dengan formula optimum terpilih yaitu FA. Formula optimum FA ini kemudian dilakukan uji verifikasi dan karakterisasi. Hasil verifikasi didapatkan nilai signifikansi p>0,05 yang berarti tidak berbeda bermakna antara hasil percobaan dengan prediksi software design expert. Hasil pengujian FTIR menunjukkan tidak adanya interaksi antara polimer dan diltiazem HCl dalam sediaan mucoadhesive buccal film diltiazem HCl. Model kinetika pelepasan obat pada penelitian ini mengikuti model kinetika pelepasan Orde Nol dan Higuchi dengan total rata-rata pelepasan pada waktu ke 8 jam adalah 95,4344%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFAKULTAS FARMASIen_US
dc.subjectHipertensien_US
dc.subjectKarbomeren_US
dc.subjectHidroksi Propil Metil Sselulosaen_US
dc.titleOptimasi Hidroksi Propil Metil Selulosa dan Karbomer dalam Sediaan Mucoadhesive Buccal film Diltiazem HClen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record