Pengaruh Kebisingan Terhadap Tingkat Konsentrasi Pada Pekerja Pemotongan Kayu di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember
Abstract
Gangguan pada konsentrasi pekerja menyebabkan menurunnya
kemampuan pekerja dalam memusatkan perhatian pada pekerjaan yang dilakukan
sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Salah satu faktor fisik penyebab
gangguan konsentrasi adalah kebisingan. Kebisingan juga terdapat di area kerja
industri. Salah satu industri yang memilki intensitas kebisingan yang tinggi adalah
industri pemotongan kayu. Salah satu industri pemotongan kayu di Kabupaten
Jember terletak di wilayah Kecamatan Arjasa. Kecamatan Arjasa memiliki
wilayah hutan produksi sehingga industri pemotongan kayu untuk dijadikan bahan
baku pembuatan plywood cukup berkembang di wilayah tersebut. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kebisingan terhadap tingkat
konsentrasi pada pekerja pemotongan kayu di Kecamatan Arjasa, Kabupaten
Jember. Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret 2019
di 3 pabrik pemotongan kayu Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Besar sampel
ditentukan menggunakan teknik purposive sampling dan didapatkan 32
responden. Hasil penelitian menunjukkan responden berusia antara 20-45 tahun
dan telah bekerja selama 1-5 tahun. Responden masih dalam kategori usia
produktif. Usia produktif menjadi pertimbangan pihak pabrik dalam memberikan
beban kerja karena pekerjaan pemotongan kayu memerlukan tenaga dan kondisi
kesehatan pekerja yang baik. Responden juga telah bekerja dalam masa kerja yang
cukup lama sehingga responden telah cukup lama terpapar dengan kondisi
lingkungan dalam pabrik terutama faktor kebisingan. Pengukuran intensitas
kebisingan pada pabrik pemotongan kayu menggunakan alat sound level meter
(SLM). Hasil pengukuran didapatkan rerata intensitas kebisingan dari 3 pabrik
pemotongan kayu untuk area pemotongan kayu sebesar 97,5 dB(A). Intensitas
kebisingan pada area pemotongan kayu lebih dari Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan dalam lingkungan kerja industri yang telah ditetapkan sebesar 85
dB(A). Rerata kebisingan pada area bongkar muat sebesar 76,2 dB(A) sehingga
intensitas kebisingan pada area bongkar muat kurang dari NAB. Sumber utama
kebisingan pada pabrik pemotongan kayu berasal dari mesin gergaji. Tingkat
konsentrasi dinilai menggunakan Trail Making Test A (TMT A) dan Trai Making
Test B (TMT B) yang dinilai ketika responden telah bekerja selama 30 menit
sesuai sektor kerja responden. Hasil penilaian tingkat konsentrasi didapatkan
rerata TMT B:TMT A pada kelompok pekerja pemotong kayu sebesar 1,89 detik
sedangkan untuk kelompok pekerja area bongkar muat sebesar 1,28 detik. Tingkat
konsentrasi pada kelompok pekerja area bongkar muat lebih baik dibandingkan
dengan kelompok pekerja area pemotongan kayu karena pekerja area pemotongan
kayu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengerjakan TMT A dan TMT
dibandingkan pekerja area bongkar muat. Waktu pengerjaan berkaitan dengan
proses konsentrasi baik dari proses penerimaan dan pengolahan informasi di
dalam thalamus. Uji statistik menggunakan indepent t test menunjukkan adanya
pengaruh kebisingan terhadap tingkat konsentrasi pada pekerja pemotongan kayu
di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Penurunan tingkat konsentrasi akibat
bising dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu intensitas kebisingan, usia,
masa kerja, riwayat kesehatan, dan adanya faktor stress akibat bising yang akan
mempengaruhi proses konsentrasi pekerja.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]