Show simple item record

dc.contributor.advisorAMELIANA, Lidya
dc.contributor.advisorWULANDARI, Lestyo
dc.contributor.authorAMGGRAINI, Novita Putri
dc.date.accessioned2019-10-03T04:59:26Z
dc.date.available2019-10-03T04:59:26Z
dc.date.issued2019-10-02
dc.identifier.nim152210101027
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/93077
dc.description.abstractPadatnya kegiatan setiap individu menyebabkan banyak masalah pada rambut, salah satunya adalah masalah ketombe. Penyebab munculnya ketombe dapat disebabkan sekresi kelenjar keringat yang berlebihan atau adanya mikroorganisme di kulit kepala yang menghasilkan metabolit sehingga menginduksi terbentuknya ketombe di kulit kepala (Harahap, 1990). Menurut Sharma (2016) ketombe pada rambut sebagian besar disebabkan oleh Candida albicans dan Malassezia fulfur. Penelitian lain menyebutkan, pada 50 orang berketombe ditemukan 4 jamur berbeda yang paling dominan adalah Candida albicans sebesar 50%, Aspergillus niger sebesar 24%, Cryptococcus spp sebesar 16% dan penicillum spp sebesar 10% (Roselin, 2015). Untuk menghindari munculnya ketombe yang disebabkan oleh jamur Candida albicans maka diperlukannya perawatan terhadap kulit kepala dan rambut. Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai antijamur Candida albians pada kulit kepala adalah sereh wangi (Cymbopogon nardus L.). Digunakan minyak sereh wangi karena mengandung sitronelal yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans. Minyak sereh wangi diformulasikan dalam bentuk sediaan creambath berbentuk krim dengan basis vanishing cream. Minyak sereh wangi memiliki potensi sebagai sediaan creambath yang dapat merawat rambut dan menghambat pertumbuhan jamur penyebab ketombe. Jenis penelitian yang dilakukan adalah ekperimental laboratoik. Minyak sereh wangi yang dihasilkan dari proses destilasi uap di uji organoleptis, indeks bias, berat jenis dan kandungan sitronelal. Selanjutnya minyak sereh wangi diformulasikan menjadi sediaan creambath. Sediaan creambath dibuat dengan konsentrasi minyak sereh wangi sebesar F1 (1%), F2 (2%), F3 (3%), F4 (4%) dan F5 (5%) untuk uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan konsentrasi minyak sereh wangi F1 (5%), F2 (10%), dan F3 (15%) untuk uji aktivitas antijamur serta uji sifat fisika kimia sediaan creambath yang meliputi uji organoleptis, pH, viskositas, daya sebar, tipe emulsi dan homogenitas. Digunakan kontrol negatif yaitu basis krim tanpa minyak sereh wangi (F0) dan kontrol positif yaitu creambath yang beredar di pasaran. Data organoleptis, tipe emulsi, homogenitas dan KHM dianalisis secara deskriptif. Data viskositas, pH, daya sebar dan uji aktivitas antijamur dianalisis secara statistik dengan metode Oneway ANOVA untuk mengetahui perbedaan bermakna antar kelompok. Minyak sereh wangi yang dihasilkan memiliki kualitas minyak yang baik, ditunjukkan dengan memenuhi rentang dalam pengujian organoleptis, indeks bias, berat jenis dan kandungan sitronelal. Sedangkan pada hasil pengujian organoleptis sediaan creambath menunjukkan bahwa konsentrasi minyak sereh wangi dapat mempengaruhi warna, bau, dan bentuk sediaan. Hasil pengujian homogenitas bahwa semua formula memiliki homogenitas yang baik ditandai dengan tidak adanya gumpalan-gumpalan. Hasil pengujian tipe emulsi menunjukkan semua formula merupakan krim dengan tipe minyak dalam air yang ditunjukkan sediaan dapat bercampur merata dengan reagen metilen biru. Hasil uji Oneway ANOVA menunjukkan perbedaan yang signifikan pada pH, viskositas dan daya sebar antara F0, F1, F2 dan F3. Pengujian KHM dilakukan menggunakan metode pengenceran agar. Pada uji KHM didapatkan hasil nilai KHM minyak sereh wangi sebesar 0,4% dalam formulasi sediaan creambath minyak sereh wangi konsentrasi 4%. Pada pengujian aktivitas antijamur digunakan metode sumuran. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan signifikan pada aktivitas antijamur F0, F1, F2, F3 dan kontrol positif. Pengukuran diameter hambat menunjukkan peningkatan konsentrasi minyak sereh wangi dapat meningkatan aktivitas antijamur, diameter hambat F0 < F1 < F2 < kontrol positif < F3. Hasil uji perbandingan aktivitas antijamur sediaan creambath minyak sereh wangi dengan kontrol positif menyatakan F0, F1 dan F2 memiliki aktivitas lebih kecil dibandingkan kontrol positif sedangkan F3 memiliki aktivitas antijamur lebih besar dibandingkan kontrol positifen_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKonsentrasi Minyaken_US
dc.subjectMinyak Sereh Wangien_US
dc.subjectKualitas Sediaanen_US
dc.subjectCreambathen_US
dc.subjectCandida albicansen_US
dc.titlePengaruh Konsentrasi Minyak Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.) Terhadap Kualitas Sediaan Creambath dan Uji Aktivitas Antijamur Candida albicansen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record