Show simple item record

dc.contributor.advisorPRIHANTINI, Ayu Mashartini
dc.contributor.advisorPURWANTO
dc.contributor.authorMAGHFIROH, Nindya Nur
dc.date.accessioned2019-10-02T08:47:51Z
dc.date.available2019-10-02T08:47:51Z
dc.date.issued2019-10-01
dc.identifier.nim151610101014
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/93051
dc.description.abstractCandida albicans (C. albicans) merupakan salah satu flora normal yang terdapat pada mukosa rongga mulut pada individu yang sehat dan memiliki sifat patogen oportunistik. C. albicans dapat berubah menjadi patogen dan menyebabkan terjadinya kandidiasis oral apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan di dalam rongga mulut. Menurut Garber (2008), kandidiasis oral yang banyak ditemukan yaitu berupa lesi pseudomembran dan lesi eritematosus. Berbagai jenis obat telah banyak digunakan sebagai antijamur akibat infeksi C. albicans. Obat antijamur yang sering digunakan untuk pengobatan kandidiasis oral adalah nistatin. Nistatin diduga sangat efektif dalam mengobati penyakit yang disebabkan oleh C. albicans dengan tingkat keberhasilan 79,6 - 87,5% (Lyu dkk., 2016). Pada penggunaan secara topikal yaitu sebanyak empat kali sehari dalam dua minggu. Terdapat efek samping yang muncul pada beberapa pasien saat menggunakan secara topikal, yaitu mual, muntah dan juga diare. Adanya efek samping tersebut, diperlukan obat alternatif yang memiliki sedikit efek samping, yaitu pengobatan menggunakan tanaman yang memiliki khasiat tertentu, salah satunya menggunakan ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus). Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post-test only control group design yang bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan dilaksanakan pada bulan Agustus - September 2018. Sampel berjumlah 27 yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol positif (nistatin), kelompok kontrol negatif (akuades steril), dan kelompok ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus) konsentrasi 100%. Pengamatan dilakukan dengan mengukur zona hambat disekitar sumuran menggunakan jangka sorong. Hasil penelitian menunjukkan diameter rata-rata zona hambat ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus) terhadap pertumbuhan C. albicans sebesar 7,78 mm, nistatin sebesar 15,11 mm dan akuades steril sebesar 0,0 mm. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hipotesis awal yaitu ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus) memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan C. albicans. Berdasarkan uji statistik Kolmogorov-Smirnov nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 sehingga disimpulkan data tidak terdistribusi normal. Kemudian dilanjutkan dengan uji Levene’s, menunjukkan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yang artinya data yang didapatkan tidak homogen. Lalu uji selanjutnya adalah Kruskall-Wallis menunjukkan signifikansi kurang dari 0,05 menandakan bahwa data yang didapatkan terdapat perbedaan pada seluruh kelompok penelitian. Selanjutnya untuk mengetahui kelompok perlakuan mana yang berbeda bermakna maka dilakukan uji Mann-Whitney menunjukkan hasil signifikansi kurang dari 0,05 menandakan bahwa data terdapat perbedaan. Kemampuan ekstrak kulit semangka dalam menghambat pertumbuhan C. albicans karena adanya senyawa aktif yang bekerja dengan baik. Senyawa aktif tersebut adalah senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin. Senyawa alkaloid dapat menyebabkan pori pada sel jamur karena berikatan dengan ergosterol. Hal tersebut menyebabkan kebocoran membran dan kematian pada sel jamur (Setiabudy dan Bahry, 2007). Senyawa flavonoid menyebabkan terjadinya perubahan komponen organik pada sel jamur sehingga dapat mengganggu transpor nutrisi sel dan sel jamur lisis (Abad dkk., 2007). Tanin dapat menghambat sintesis zat kitin. Sehingga menyebabkan pembentukan dinding sel jamur tidak sempurna dan mudah terjadi kerusakan sel, sehingga sel jamur menjadi lisis (Watson dkk., 2007). Saponin sebagai antijamur dapat menurunkan tegangan permukaan membran dinding sel jamur sehingga terjadi gangguan permeabilitas membran, lalu sel membengkak dan akhirnya sel jamur akan pecah (Kurniawati dkk., 2016). Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak kulit semangka (Citrullus lanatus) dapat menghambat pertumbuhan C. albicans.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectDaya hambaten_US
dc.subjectEkstrak kuliten_US
dc.subjectCitrullus lanatusen_US
dc.subjectCandida albicansen_US
dc.titleDaya Hambat Ekstrak Kulit Semangka (Citrullus lanatus) Terhadap Pertumbuhan Candida albicansen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record