dc.description.abstract | Produk berbahan plastik biasanya dijadikan produk rumah tangga, peralatan
elektronik dan lain-lain. Para produsen plastik mengombinasikan plastik dengan
material lain agar kualitas plastik meningkat. Plastik biasanya dikombinasikan
dengan material alam seperti serat tanaman maupun dikombinasikan dengan material
logam. Kombinasi plastik ini disebut dengan material komposit. Salah satu hasil
plastik yang dikombinasikan dengan material logam aluminium bisa dimanfaatkan
sebagai komponen elektronik karena dapat mengalirkan listrik. Aluminium sangat
baik jika dikombinasikan dengan material polimer atau plastik karena aluminium
dapat menyatu dengan material plastik meskipun berbeda jenis. Material komposit
aluminium dengan plastik dapat diproduksi menggunakan mesin umumnya
digunakan untuk membuat produk plastik seperti injeksi molding.
Injeksi molding adalah teknik yang digunakan untuk mencetak suatu produk
dengan material berupa biji plastik dengan menggunakan proses pemanasan terlebih
dahulu pada barrel dengan titik leleh sesuai material yang digunakan kemudian
didinginkan dan dicetak pada ruangan yang disebut mold. Salah satu cacat yang
terjadi pada proses injeksi molding ialah cacat warpage. Cacat warpage adalah cacat
produk yang terdapat pada permukaan yang berbentuk lengkungan atau bengkok.
Persentase mengurangi terjadinya cacat warpage lebih baik menggunakan parameter
waktu tahan dan suhu cetakan membuktikan kontribusi yang optimal dalam
mengendalikan cacat warpage dimensi produk. Penentuan pemilihan parameter
diperlukan untuk meningkatkan kualitas produksi dan kuantitas produksi. Penentuan
parameter dilakukan dengan metode Taguchi yang berguna untuk memperbaiki mutu
dan proses pada injeksi molding. Metode Taguchi digunakan untuk memvariasikan
parameter – parameter injection molding agar mendapatkan produk yang sesuai
spesifikasi.
Hasil dari penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa holding time
memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap cacat warpage dibandingan
dengan parameter mold temperature. Pada penelitian mengambil variasi level holding
time sebesar 12 detik, 15 detik dan 18 detik. Pada level terendah yaitu 12 detik
sangat buruk pengaruhnya terhadap cacat warpage dan di level berikutnya terjadi
penurunan. Pada level ketiga yaitu 18 detik adalah parameter dengan pengaruh
terbaik terhadap cacat warpage karena hasil dari level tiga paling kecil terjadi cacat
warpage. Hal ini juga diperkuat dengan dibuktikannya dengan perhitungan persen
kontribusi holding time yang menunjukkan nilai 90%. Pada parameter level ketiga
yaitu 18 detik menjadi waktu tahan yang ideal karena pada parameter tersebut plastik
yang telah diinjeksi dapat sempurna memenuhi ruangan cetakan. Sedangkan pada
parameter mold temperature memiliki pengaruh terhadap cacat warpage meskipun
hanya memiliki presentase 8%. Pada penelitian ini mengambil variasi level mold
temperature Sebesar 40°C, 60°C, dan 80°C. Pada level terendah yaitu 40°C pengaruh
cacat warpage cukup baik namun di level kedua adalah level terbaik karena pada
level ini yaitu 60°C paling berpengaruh terhadap cacat warpage karena pada level ini
cacat warpage yang terjadi paling kecil, kemudian pada level ketiga yaitu 80°C
adalah level yang pengaruhnya paling buruk karena pada level ini cacat warpage
yang terjadi sangat besar. Pada fenomena ini suhu dibawah 40°C terjadi deformasi
oleh regangan sisa didalam produk cetakan yang akan menghasilkan cacat warpage,
dan pada suhu diatas 60°C produk didalam cetakan akan menempel pada dindingdinding cetakan karena subu cetakan terlalu panas. | en_US |