Show simple item record

dc.contributor.advisorAMELIANA, Lidya
dc.contributor.authorYULIANA, Elvira
dc.date.accessioned2019-09-23T08:26:58Z
dc.date.available2019-09-23T08:26:58Z
dc.date.issued2019-09-23
dc.identifier.nim152210101037
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92920
dc.description.abstractSabun merupakan sediaan pembersih kulit yang dibuat dari proses saponifikasi dengan mereaksikan minyak, lemak, wax, rosin atau asam lemak dengan basa (NaOH atau KOH) tanpa menimbulkan iritasi pada kulit (SNI, 2016). Syarat mutu sabun padat yang telah beredar di pasaran telah ditetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) hanya mencakup sifat kimiawi dari sabun yang meliputi alkali bebas (dihitung sebagai NaOH) maksimum 0,1%, asam lemak bebas 2,5%, dan kadar air maksimum 15% (SNI,2016). Sabun yang memiliki kemampuan membunuh bakteri disebut dengan sabun antiseptik. Bakteri penyebab infeksi tersering dan umum yaitu Staphylococcus aureus (Ekawati, 2018). Staphylococcus aureus merupakan suatu bakteri gram positif yang terdapat pada manusia di daerah mulut, kulit, mukosa hidung, dan saluran pencernaan (Prescott, 2002). Penggunaan sabun antibakteri dari bahan sintetik bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi, namun pada kenyataannya tidak sedikit yang dapat memberikan efek samping seperti iritasi. Zat antibakteri yang biasa digunakan untuk pembuatan sabun mandi padat yaitu Triclocarban, namun menurut Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat penggunaan Triclocarban dalam jangka panjang dapat menyebabkan resistensi bakteri terhadap antibiotik. Oleh karena itu, untuk menghindari efek samping yang ditimbulkan oleh Triclocarban, penggunaan bahan antiseptik dari bahan alam sangat diperlukan (Sukawaty, 2016). Tanaman yang memiliki potensi sebagai antibakteri diantaranya yaitu sereh wangi (Cymbopogon nardus L.)danjeruk nipis (Citrus aurantiifolia). Salah satu senyawa aktif yang terdapat pada sereh wangi adalah sitronelal yang terkandung dalam minyak atsirinya yang memiliki aktivitas antibakteri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Brugnera dan Piccoli (2011) menunjukkan bahwa minyak atsiri sereh wangi asal Brazil dapat menghambat aktivitas bakteri S.aureus dengan KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) 0,781%. Jeruk nipis (Citrus aurantiifolia) memiliki kandungan asam organik, selain itu air perasan jeruk nipis juga mengandung saponin dan flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri(Adindaputri, 2013). Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni laboratorium. Bahan yang digunakan adalah sabun padat minyak sereh wangi kombinasi air perasan jeruk nipis dengan konsentrasi minyak sereh wangi 16% b/b (F1), 20% b/b (F2), 24% b/b (F3) untuk uji aktivitas antibakteri serta uji sifat fisika kimia sabun padat, yang meliputi uji organoleptis, pH, kadar air, tinggi busa, dan kadar alkali bebas. Sedangkan pada uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) digunakan sabun padat dengan konsentrasi minyak sereh wangi yang meliputi 8% b/b, 12% b/b, 16% b/b, 20% b/b. Kontrol negatif dalam penelitian ini yaitu sabun padat tanpa minyak sereh wangi namun ada penambahan air perasan jeruk nipis sebesar 10% dan kontrol positif pada penelitian ini digunakan sabun padat yang mengandung Triclocarban yang ada di pasaran. Data organoleptis, kadar air, dan KHM dianalisis secara deskriptif. Data uji pH, tinggi busa, kadar alkali bebas , uji aktivitas antibakteri dianalisis secara statistik dengan metode Oneway ANOVA. Hasil pengujian sifak fisika kima sabun menunjukkan bahwa konsentrasi minyak sereh wangi mempengaruhi warna dan bau sabun padat pada uji organoleptis. Uji pH, kadar air, tinggi busa dan kadar alkali bebas menunjukkan bahwa semua formula sesuai dengan rentang SNI. Penambahan konsentrasi minyak sereh wangi dapat menurunkan pH, tinggi busa dan kadar alkali bebas. Uji KHM dan aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode sumuran dengan hasil nilai KHM sabun padat sebesar 1,6% b/b (dalam sediaan sabun padat 16%) . Hasil uji statistik ANOVA menunjukkan bahwa semua uji memiliki perbedaan signifikan dengan data yang normal dan homogen yang ditandai dengan p < 0,05, serta uji LSD p > 0,05.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKonsentrasi Minyaken_US
dc.subjectMinyak Sereh Wangien_US
dc.subjectSabun Padaten_US
dc.subjectJeruk Nipisen_US
dc.subjectKualitas Sabunen_US
dc.subjectAktivitas Antibakterien_US
dc.subjectStaphylococcus aureusen_US
dc.titlePengaruh Konsentrasi Minyak Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.) dalam Sabun Padat Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Kualitas Sabun dan Aktivitas Antibakteri Staphylococcus aureusen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record