Show simple item record

dc.contributor.advisorMA'RUFI, Isa
dc.contributor.advisorMUNAWIR, Al
dc.contributor.authorPERBAWATI, Dinar
dc.date.accessioned2019-09-20T08:35:53Z
dc.date.available2019-09-20T08:35:53Z
dc.date.issued2019-09-20
dc.identifier.nim162520102002
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92895
dc.description.abstractKematian maternal di Indonesia sebagai negara berkembang masih cukup tinggi, meskipun terjadi penurunan sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012 menunjukkan terjadi peningkatan signifikan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup.. Tahun 2015 terjadi penurunan kembali sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, namun angka ini terhitung tinggi karena Sustainable Development Goals memiliki target di tahun 2030 kematian ibu menjadi 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup.. Kematian maternal menurut International Statistical Classfication of Disease, Injuries and Causes Edition X (ICD – X) adalah kematian seorang perempuan selama hamil, bersalin dan nifas 42 hari yang disebabkan oleh kehamilannya itu sendiri atau saat penanganannya. Komplikasi obstetri adalah penyulit pada ibu saat hamil, bersalin dan nifas 42 hari. Tahun 2016, kematian ibu Provinsi Jawa Timur sebesar 97,39 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 89,6 per 100.000 kelahiran hidup. Profil kesehatan di Jawa Timur tahun 2016, menunjukkan data Kabupaten Jember memiliki jumlah kasus kematian maternal kedua setelah Surabaya. Kematian ibu di Kota Surabaya sebesar 37 sedangkan Kabupaten Jember sebesar 33. Tahun 2017 Kabupaten Jember adalah Kabupaten terbesar dan terbanyak kematian maternal pertama di Jawa Timur sejumlah 49 kematian. Komplikasi obstetri sebagai penyebab utama kematian maternal. Salah satu pendekatan model yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi faktor risiko yang mempengaruhi kematian maternal adalah teori model dari Mc Carthy and Maine. Teori ini membahas tentang tiga determinan penyebab kematian maternal yaitu determinan jauh, determinan antara dan determinan dekat. Desain penelitian adalah observasi analitik dengan pendekatan case control. Menggunakan data sekunder kematian maternal tahun 2016 dan 2017. Metode sampling menggunakan total sampling, sehingga sampel sebanyak 164 terdiri dari 82 populasi kasus dan 82 populasi kontrol. Analisis data menggunakan SmartPLS versi 3. Determinan jauh (tingkat pendidikan ibu) berpengaruh terhadap determinan antara (pemeriksaan kehamilan, riwayat penyakit ibu, status anemia, dan usia ibu) (p-value 0,000). Determinan antara berpengaruh terhadap determinan dekat (komplikasi obstetri) (p-value 0,000). Determinan jauh (tingkat pendidikan ibu) berpengaruh terhadap determinan dekat (p-value 0,001). Determinan dekat berpengaruh terhadap kematian maternal (p-value 0,000). Faktor yang paling berpengaruh terhadap kompliksi obstetri adalah determinan antara (p-value 0,000) (pemeriksaan kehamilan memiliki outer loading tertinggi yaitu nilai pengujian validitas indikator untuk dapat mengukur suatu konstruk sebesar yaitu 0,718). Faktor tidak langsung yang paling berpengaruh terhadap kematian maternal adalah determinan jauh (tingkat pendidikan ibu) melalui determinan antara dan determinan dekat (p-value 0,000). Terdapat pengaruh pendidikan ibu terhadap determinan antara (pemeriksaan kehamilan, riwayat penyakit ibu, status anemia, dan usia ibu) dikarenakan semakin tinggi pendidikan ibu semakin menyadari tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, mengetahui tentang kehamilan yang sehat, pola konsumsi makanan yang bergizi dan semakin menyadari tentang usia yang baik untuk kehamilan, dengan ini diharapkan dapat meminimalisir kematian maternal. Faktor yang paling berpengaruh terhadap komplikasi obstetri yaitu determinan antara dikarenakan pemeriksaan kehamilan merupakan indikator terpenting dalam menentukan komplikasi obstetri dan dapat menjaga kesehatan selama kehamilan. Pemeriksaan kehamilan yang rutin menjadikan deteksi dini yang dapat dipantau melalui cakupan K1 dan K4. Determinan jauh (tingkat pendidikan ibu) berpengaruh tidak langsung terhadap kematian maternal melalui determinan antara dan determinan dekat, dikarenakan pendidikan yang tinggi meningkatkan kesadaran pemeriksaan kehamilan sehingga terjadi penurunan risiko komplikasi obstetri, sehingga tidak terjadi kematian maternal. Saran yang dapat diberikan kepada Dinas terkait dan profesi bidan adalah melakukan inovasi, program pembaruan teori, program pembaruan skill, meningkatkan kerjasama yang baik antar lintas sektor, lebih aktif melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu hamil, bersalin dan nifas sehingga diharapkan kematian maternal dapat dicegah dan dideteksi secara dini.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKematian Maternalen_US
dc.subjectTeri Mc. Carthyen_US
dc.subjectTeori Maineen_US
dc.titleDeterminan Kematian Maternal Berdasarkan Teori Mc Carthy dan Maine di Kabupaten Jember (Studi Kuantitatif Dalam Upaya Menurunkan Angka Kematian Maternal di Kabupaten Jember)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record