Show simple item record

dc.contributor.advisorA'LA, Muhamad Zulfatul
dc.contributor.advisorSETIOPUTRO, Baskoro
dc.contributor.authorPUTRA, Denny Dwi Kurnia
dc.date.accessioned2019-09-19T04:51:17Z
dc.date.available2019-09-19T04:51:17Z
dc.date.issued2019-09-19
dc.identifier.nim172310101224
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92874
dc.description.abstractGigitan ular adalah salah satu faktor masalah kesehatan yang sangat sering terjadi di negara tropis dan sub tropis. Berbagai komplikasi yang timbul akibat dari gigitan ular berbisa memerlukan sebuah terapi suportif dan simtomatik, untuk mendukung fungsi organ tersebut. Sementara menunggu pemulihan organ tersebut akibat bisa ular dapat melakukan identifikasi komplikasi yang terjadi dan tata laksana yang adekuat diperlukan untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada kasus gigitan ular. Tatalaksana keracunan yang disebabkan oleh gigitan hewan seperti ular berbisa, atau kecelakaan yang disengaja sangat membutuhkan penilaian yang cepat, sangat akurat dan pemberian terapi yang sangat tepat. Sehingga dapat menyelamatkan nyawa pasien dan membuat pengobatan yang lebih efektif dan lebih efisien dalam hal penanganan racun dari sebuah gigitan ular. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa gambaran kasus gigitan ular di Instalasi gawat Darurat rumah sakit perifer di Jember. Desain penelitian yang digunakan adalah obsevasi dengan melihat data di rekam medik. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang terkena gigitan ular di rumah sakit pereifer di Jember (RSD kalisat dan RSD Balung). Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan melihat data rekam medik pasien yang terkena gigitan ular. Alat pengumpul data yaitu lembar observasi prevalensi dan mortalitas. Hasil penelitian didapatkan prevalensi gigitan ular di Rumah Sakit Kalisat dan Rumah Sakit Umum Balung sebanyak 0,52%, angka morbiditas adalah 57 dan 91 kasus dengan persentase 100%, sedangkan angka kematiannya adalah 0 kasus dengan persentase 0 % pada 2016 -2017. Hasil data prevalensi gigitan ular dan angka morbiditas meningkat setiap tahun, sementara data tingkat kematian masih belum ada. Penanganan gigitan ular yang pertama yaitu mengidentifikasi ular yang menggigit korban dengan cara di foto atau ada orang lain yang melihat kronologi kejadian tersebut. Apabila memungkinkan untuk membawa ular yang menggigit ke rumah sakit guna untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut. Setelah itu untuk korban yang tergigit ular tidak perlu dilakukan pengikatan atau penghisapan pada area yang tergigit dikarenakan itu dapat memperjelek keadaan pasien yang terkena gigitan ular. Tindakan yang sebaiknya di lakukan jika membantu orang yang terkena gigitan ular yaitu cukup dengan mengurangi aktifitas gerak pada area yang terkena gigitan yang berguna untuk meminimalisir penyebaran bisa dan peningkatan absorbsi sistemik bisa. Kemudian memposisikan pasien terlentang apabila tidak mengalami mual dan muntah. Setelah itu membidai dengan elastic bandage di area yang terkena gigitan agar tidak terjadi kontraksi lanjutan pada otot yang dapat menimbulkan peningkatan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah bening. Selanjutnya di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut dan mendapatkan sabu (serum anti bisa ular).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectAgro Nursingen_US
dc.subjectMortalitasen_US
dc.subjectMorbiditasen_US
dc.titleGambaran Kasus Kejadian Gigitan Ular Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Ssakit Perifer Di Jember (Retrospective Study Tahun 2016-2017)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record