Show simple item record

dc.contributor.advisorSYAFRIADI, Mei
dc.contributor.advisorDEWI, Leni Rokhma
dc.contributor.authorPANGESTU, Ayu Ragil Destrian
dc.date.accessioned2019-09-18T07:59:45Z
dc.date.available2019-09-18T07:59:45Z
dc.date.issued2019-09-18
dc.identifier.nim151610101020
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92846
dc.description.abstractDiabetes mellitus merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah. Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah (hiperglikemia). Diabetes mellitus dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes tipe lain, serta diabetes kehamilan (diabetes gestasional). Salah satu komplikasi yang sering dialami oleh penderita diabetes mellitus yakni kandidiasis oral. Kandidiasis oral merupakan salah satu bentuk infeksi oportunistik, yaitu infeksi yang terjadi karena ada kesempatan untuk muncul pada kondisi-kondisi terutama saat tubuh mengalami penurunan daya tahan tubuh. Penyebab lesi ini salah satunya yaitu jamur Candida albicans. Candida albicans merupakan jamur yang menyebabkan infeksi opurtunistik pada manusia, sehingga pada keadaan tertentu, misalnya pada penderita diabetes pertumbuhannya menjadi berlebihan dan dapat menginfeksi. Kandidiasis oral ini muncul karena penderita diabetes mellitus mengalami peningkatan kadar gula dalam saliva, darah dan urin, terjadi penurunan sekresi saliva (xerostomia), mengalami kelainan fungsi sel pertahanan utama yaitu sel limfosit T sehingga menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Pada penderita diabetes gestasional juga mengalami peningkatan kadar hormon estrogen yang menyebabkan tingginya kadar glikogen, sehingga tersedia sumber karbon yang cukup untuk pertumbuhan Candida albicans. Tingginya hormon estrogen secara langsung juga bisa meningkatkan virulensi jamur. Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keparahan kandidiasis oral pada tikus penderita diabetes mellitus tipe 1 dan diabetes gestasional. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post test only control group. Tikus wistar yang digunakan pada penelitian ini yaitu Rattus norvegicus, berjenis kelamin betina normal dengan berat badan 150-300 gram. Penelitian dilakukan secara in vivo menggunakan tikus wistar betina yang dibagi menjadi 3 kelompok (masing-masing 4 ekor) yang terdiri dari 2 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol. Kelompok perlakuan yaitu tikus bunting dan tidak bunting diinduksi streptozotocin (STZ), selanjutnya dipapar oleh Candida albicans. Kelompok kontrol adalah tikus tidak bunting yang dipapar oleh Candida albicans tanpa diinduksi streptozotocin (STZ). Kadar glukosa darah (KGD) tikus diukur menggunakan glukometer, sebelum induksi STZ. Induksi STZ dilakukan dengan dosis 40 mg/kg BB dilarutkan dalam 50 mg/ml larutan buffer asam sitrat 0,1 M dengan pH 4,5 dan diinduksi secara intraperitoneal. Pada hari ke1 paska injeksi STZ jika KGD ≥ 120 mg/dL dilanjutkan dengan pemaparan Candida albicans selama 3 hari berturut-turut pada vestibulum bukalis diantara distal insisiv dan mesial molar 1 rahang atas sebanyak 0,2 ml. Pengamatan dilakukan pada hari ke-3 setelah pemaparan Candida albicans terakhir, dilanjutkan dengan uji germ tube untuk mengidentifikasi Candida albicans dan pembiakan pada media Saboraud Dextrose Agar (SDA), setelah itu dilakukan penghitungan koloni Candida albicans. Hasil penelitian pada pengamatan hasil swab menunjukkan bahwa pada semua kelompok sampel terdapat spora dan beberapa sampel yang tidak menunjukkan adanya hifa. Hasil yang didapatkan dari skoring kuantitas hifa yaitu kelompok kontrol dapat dikategorikan sebagai kelompok normal dikarenakan tidak adanya hifa (-), kelompok perlakuan 1 dikategorikan sebagai penderita kandidiasis oral ringan karena hifa tidak padat (+1) dan kelompok perlakuan 2 dikategorikan sebagai penderita kandidiasis oral berat karena hifa padat (+2). Terakhir hasil yang didapat pada penghitungan spora (koloni Candida albicans) di media SDA menunjukkan bahwa semua kelompok sampel mempunyai resiko mengalami kandidiasis oral karena jumlah spora >400 CFU/ml. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tikus penderita DMG mengalami kandidiasis oral yang lebih parah dibandingkan tikus penderita DM 1.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKandidiasis Oralen_US
dc.subjectDiabetes Mellitusen_US
dc.subjectDiabetes Gestasionalen_US
dc.subjectCandida albicansen_US
dc.titleTingkat Keparahan Kandidiasis Oral pada Tikus Penderita Diabetes Mellitus Tipe 1 dan Diabetes Gestasionalen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record