dc.description.abstract | Pasir besi merupakan salah satu sumber daya alam Indonesia yang belum
dimanfaatkan secara optimal. Sumber daya keseluruhan pasir besi di Indonesia
yaitu 3,36 miliar ton dengan kandungan bijih logam sekitar 1.01 miliar ton.
Cadangan bijih besi Indonesia diperkirakan sekitar 87,2 juta ton dimana
kandungan logamnya sekitar 21,8 juta ton. Karakteristik pasir besi di Indonesia
memiliki komposisi kimia seperti Fe2O3 (hematite), Fe3O4 (magnetite), FeTiO3
(ilmenite), SiO2 (kuarsa) dan beberapa senyawa lain (Darmayanti et al., 2000;
Bilalodin et al., 2013). Umumnya, pasir besi yang merupakan komoditas ekspor
dijual dalam keadaan mentah sehingga memiliki nilai ekonomis yang rendah.
Terdapat banyak metode yang digunakan dalam sintesis hematite, dalam
penelitian digunakan metode hidrotermal karena suhu yang digunakan relatif
rendah dan perlakuan yang yang relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan
metode lainnya. Penentuan suhu optimal yang digunakan berkisar 160 °C , 185
°C, dan 210 °C menggunakan waktu 24 jam hidrotermal, didpaatkan suhu 160 °C
yang merupakan suhu optimal yang selanjutnya dilakukan penentuan waktu
optimal yang dilakukan yang berkisar 24 jam, 36 jam dan 48 jam. Hasil optimum
diperoleh diuji menggunakan X-Ray difraktometer. Penggunaan 2 jenis sampel
yang berbeda perlakuan yang dilakukan menghasilkan hematite pada perlakuan
sampel pasir besi yang dilarutkan terlebih dahulu Fe(OH)x, sedangkan pada pasir
besi yang langsung dihidrotermal tanpa pelarutan menghasilkan kecenderungan
terhadap Fe3O4 dan atau -Fe2O3. Metode hidrotermal variasi waktu yang
dilakukan menggunakan sampel awal Fe(OH)x menghasilkan waktu optimal 24
jam dalam pembuatan hematite.Kesimpulan yang dapat diambil dari penetian ini Semakin tinggi suhu
intensitas kristal α-Fe2O3 semakin menurun dan menghasilkan struktur kristal -
Fe2O3 dan atau Fe3O4 penggunaan pasir besi langsung sebagai sampel awal
menunjukkan hasil yang diperoleh pada reaksi hidrotermal adalah - Fe2O3 dan
atau Fe3O4.Semakin tinggi suhu reaksi hidrotermal dapat menurunkan intensitas
puncak kristal α- Fe2O3 dan mulai membentuk fase kristal - Fe2O3 dan atau Fe3O4
pada suhu 210oC. | en_US |