dc.description.abstract | Mimba telah dikenal sebagai obat tradisional. Dalam bidang pertanian daun mimba telah digunakan sebagai fungisida hayati yang aman bagi nanusia dan hewan. Sel-sel inflamasi (PMN, monosit, limfosit) merupakan system imun seluler. Hal ini akan terjadi jika terdapat infeksi, termasuk infeksi oleh karena C. albicans. Jika hal ini terjadi berlebihan maka akan terjadi kerusakan. Pada penelitian sebelumnya telah terbukti bahwa perasan daun mimba dapat menurunkan jumlah PMN dan monosit serta meningkatkan jumlah limfosit namun belum diketahui berapa konsentrasi optimum dan waktu pemberian yang paling tepat. Penelitian ini bertujuan mengetahui konsentrasi optimum dan waktu pemberian yang tepat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak lengkap secara factorial dengan 2 faktor, yaitu : konsentrasi perasan daun mimba i Â) dan waktu aplikasi (B) dengan masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Sebagai pembanding digunakan control. Faktor A terdiri atas 7 aras, yaitu: AO (control): konsentrasi perasan daun mamba 0%, Al: konsentrasi 50%, A2: konsentrasi 60%, A3: konsentrasi 70%, A4: konsentrasi 80%, A5: konsentrasi 90%, dan A6: konsentrasi 100%. Factor B terdiri atas dua aras, yaitu: BI: aplikasi sejak fase sebelum terpapar C. albican dan B2: aplikasi sejak fase terpapar. Data yang diperoleh dianalisis secara polynomial orthogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi perasan daun mamba yang paling optimum adalah 80% yang diaplikasikan setelah terpapar. | en_US |