dc.description.abstract | Penyakit periodontal adalah suatu keradangan kronis pada jaringan penyangga gigi (periodontium). Penyakit ini memiliki prevalensi cukup tinggi di Indonesia dimana penyakit periodontal pada semua kelompok umur di Indonesia adalah sebesar 96,58% berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2013. Penyakit periodontal tidak bisa dianggap remeh karena apabila dibiarkan semakin parah akan merusak struktur tulang dan menyebabkan saku periodontal semakin dalam yang kemudian akan menjadi tempat bagi berbagai jenis bakteri. Penyakit periodontal dapat disebabkan oleh suatu bakteri plak yang menyerang jaringan penyangga gigi meliputi gingiva, ligamen periodontal, sementum dan tulang alveolar.
Bakteri plak penyebab penyakit periodontal salah satunya adalah Porphyromonas gingivalis (P. gingivalis). Bakteri ini sangat berpengaruh dalam inisiasi dan keparahan penyakit periodontal. P. gingivalis dapat menyebabkan perubahan patologik pada jaringan periodontal dengan pengaktifan respons imun dan inflamatori inang, dan secara langsung mempengaruhi sel-sel periodonsium. P. gingivalis juga diketahui dapat memproduksi berbagai faktor virulensi patogenik, seperti lipopolisakarida dan hidrogen sulfida, yang dapat menginduksi inang untuk melepaskan Interleukin-1 (IL-1) dan Tumor Necrosis Factor-α (TNF- α). Salah satu cara untuk menghambat pertumbuhan P. gingivalis yaitu dengan menggunakan obat kumur. Obat kumur yang sering dipakai karena efektivitasnya terhadap periodontal patogen salah satunya adalah chlorhexidine. Akan tetapi, penggunaan chlorhexidine dalam jangka waktu lebih dari 2 minggu memiliki efek samping di antaranya menyebabkan rasa terbakar pada mukosa mulut, mengganggu indera perasa, erosi mukosa mulut, dan kekeringan pada rongga mulut. Untuk itu diperlukan alternatif bahan lain sebagai pengganti obat kumur chlorhexidine, salah satunya yaitu pemanfaatan bahan herbal dari daun seledri. Senyawa kimia yang terkandung dalam daun seledri antara lain flavonoid, saponin dan tanin yang bersifat antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak daun seledri (Apium graveolens L.) terhadap pertumbuhan bakteri P. gingivalis serta konsentrasi terkecil yang masih memiliki daya antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri P. gingivalis.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post-test only control group design. Penelitian ini menggunakan metode difusi sumuran dengan 7 kelompok penelitian (2 kelompok kontrol dan 5 kelompok perlakuan) dan setiap kelompok terdiri dari 4 sampel (pengulangan). Kelompok perlakuan terdiri dari konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5% dan 6,25%. Kontrol positif pada penelitian ini adalah clorhexidine gluconate 0,2% dan kontrol negatif yaitu aquades steril. Bahan dari setiap kelompok diteteskan pada masing-masing lubang sumuran sebanyak 20 μl kemudian diletakkan pada permukaan media BHI-A yang telah diinokulasi P. gingivalis. Cawan petri yang sudah diberi perlakuan dimasukkan ke desikator dan diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37oC. Setelah 24 jam, cawan petri dikeluarkan kemudian dilakukan pengukuran zona hambat menggunakan jangka sorong digital.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ekstrak daun seledri pada semua konsentrasi yaitu konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5% dan 6,25% tidak terbentuk zona hambat pada medium biakan bakteri P. gingivalis. Hal ini bisa dibuktikan pada masing-masing konsentrasi tersebut tidak terbentuk daerah bening disekitar sumuran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun seledri (Apium graveolens L.) tidak memiliki daya antibakteri terhadap P. gingivalis. | en_US |