Hubungan Resiliensi Dengan Perilaku Perawatan Diri Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan resiliensi dengan perilaku perawatan diri pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan cara consecutive sampling. Sampel yang diperoleh sebanyak 84 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Resiliency Scale (RS) untuk mengukur resiliensi dan kuesioner Summary of Diabetes Self Care Activities (SDSCA) untuk mengukur perilaku perawatan diri. Analisis data menggunakan uji statistik spearman rank dengan tingkat singnifikansi 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resiliensi responden memiliki nilai median sebesar 99,5 dengan nilai minimal 65 dan nilai maksimal 116. Indikator Existential Aloneness memiliki nilai rerata tertinggi yaitu sebesar 5,57 sedangkan indikator dengan nilai terendah yaitu Meaningful Life dengan nilai
rerata 4,48. Nilai median perilaku perawatan diri 4,21 dengan nilai minimal 2,36 dan nilai maksimal 5,50. Indikator diet dengan nilai rerata 5,52 merupakan indikator yang memiliki nilai tertinggi. Indikator dengan nilai rerata paling rendah 0,43 terdapat pada indikator pemeriksaan kadar gula darah. Hasil uji statistik menggunakan Spearman rank menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara resiliensi dengan perilaku perawatan diri pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember dengan nilai p value yaitu 0,001 dan nilai r yaitu 0,562. Hal tersebut menunjukkan bahwa korelasi bersifat positif dengan nilai kekuatan sedang yang berarti semakin tinggi nilai resiliensi maka semakin tinggi pula nilai perilaku perawatan diri pasien DM tipe 2. Penyakit DM tidak dapat disembuhkan hanya dengan mengelola fisiknya saja namun pasien DM memerlukan resiliensi yang baik untuk membantu mengelola tekanan psikologis akibat penyakitnya. Individu dengan resiliensi yang baik dapat menerima perubahan yang terjadi dan dapat hidup dengan penyakitnya. Pasien DM tipe 2 yang resilien dengan keadaannya akan melakukan suatu upaya untuk mengatasi penyakitnya dengan cara melakukan aktivitas perawatan diri. Pasien DM yang memiliki resiliensi yang baik akan memiliki perilaku perawatan diri yang baik pula. Kesimpulan dari penelitian ini ialah terdapat hubungan yang signifikan antara resiliensi dengan perilaku perawatan diri pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember. Tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat mengkaji resiliensi dan memberikan intervensi CBT (Cognitive behavioural therapy) untuk meningkatkan resiliensi pasien sehingga perawatan diri pasien DM tipe 2 menjadi lebih optimal.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]