Show simple item record

dc.contributor.advisorPURNOMO, Kosala Dwidja
dc.contributor.advisorJULIYANTO, Bagus
dc.contributor.authorMARIS, Ingka
dc.date.accessioned2019-09-03T02:11:57Z
dc.date.available2019-09-03T02:11:57Z
dc.date.issued2019-09-03
dc.identifier.nimNIM151810101064
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92407
dc.description.abstractKesenian merupakan salah satu hal yang sangat dekat dengan kehidupan misalnya kerajinan anyaman. Kerajinan anyaman dibuat dengan tindih-menindih atau silang-menyilang dan memiliki berbagai macam motif. Motif anyaman terbuat dari susunan bangun dua dimensi yaitu persegi. Anyaman merupakan salah satu bentuk dari penerapan bidang matematika yaitu fraktal. Ciri khas fraktal berupa Self-similarity yaitu keadaan objek yang dibangun secara berulang dengan mengganti suatu gambar dengan yang sebangun, tetapi berukuran lebih kecil dari asalnya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengkonstruksi fraktal adalah menggunakan Iterated Function System (IFS). Motif anyaman dapat dibuat dengan membentuk sebuah pola dasar terlebih dahulu. Pola dasar yang dibentuk menggunakan ukuran grid 𝑛 × 𝑛 pada tabel GUI dengan 𝑛 > 1 untuk menghasilkan sebuah motif. Setelah mendapatkan ukuran pola dasar, langkah selanjutnya yaitu memberi pola dengan menginputkan bilangan bulat. Agar mendapatkan motif anyaman yang menarik, diberikan beberapa iterasi pada pola dasar. Semakin sedikit ukuran 𝑛 × 𝑛 pada pola yang digunakan, maka variasi pola dasar akan semakin sedikit. Sedangkan apabila menggunakan ukuran 𝑛 × 𝑛 semakin banyak, maka variasi pola dasar akan semakin banyak. Setelah menentukan ukuran grid, maka langkah selanjutnya yaitu memasukkan pola pada tabel. Pola dibuat dengan memasukkan bilangan bulat. Bilangan bulat terbesar merupakan tempat pengoperasian IFS. Motif anyaman yang dibuat menggunakan IFS harus disesuaikan dengan pola dasarnya. Apabila menggunakan pola dasar dengan ukuran grid 𝑛 × 𝑛 semakin sedikit, maka harus diberikan iterasi semakin banyak. Sedangkan apabila menggunakan pola dasar dengan ukuran grid 𝑛 × 𝑛 semakin banyak, maka harus diberikan iterasi semakin sedikit. Jika menggunakan iterasi terlalu banyak, maka gambar motif tidak akan terlalu jelas karena pixel yang dihasilkan terlalu banyak sehingga menyebabkan motif anyaman menjadi rumit.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries151810101064;
dc.subjectIterated Function System (IFS)en_US
dc.subjectMotif Anyamanen_US
dc.titlePemanfaatan Iterated Function System (IFS) Untuk Membangkitkan Motif Anyaman Ukuran 𝒏 × 𝒏en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record