dc.description.abstract | Bahasa di sekolah termasuk lahan subur bagi peneliti sosiolinguistik.
Selain itu, bukan hanya karena situasi kebahasaan yang bersifat formal dalam
lembaga pendidikan yang mengemas bahasa formal sebagai alat komunikasi tutur
dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), membuat situasi
kebahasaan ini terlihat unik. Dilihat dari segi penggunaan bahasa, pada umumnya
bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi tutur informal sehari-hari adalah
bahasa daerah (bahasa ibu). Penutur sering menggunakan bahasa daerah (bahasa
ibu) sebagai langkah untuk mempermudah dalam mencapai tujuan berkomunikasi.
Di Kabupaten Jember, khususnya di Kecamatan Panti, penguasaan
bilingual masyarakat tutur sangat kuat, masing-masing orang menguasai bahasa
Jawa dan bahasa Madura, sehingga sering terjadi alih kode dalam pemakaian
bahasa. Hal itu juga berimbas pada siswa SMA Diponegoro, Kecamatan Panti,
Kabupaten Jember. Para siswa sering melakukan alih kode dalam menggunakan
bahasa. Dalam hal komunikasi intrasosial, siswa SMA Diponegoro, Kecamatan
Panti, Kabupaten Jember termasuk kelompok masyarakat yang melakukan alih
kode.
Penelitian ini membahas tentang (1) deskripsi pola alih kode bahasa
Madura ragam Enjek-Iyeh ke dalam bahasa Jawa ragam Ngoko dan pola alih kode
bahasa Jawa ragam Ngoko ke dalam bahasa Madura ragam Enjek-Iyeh di SMA
Diponegoro, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember yang digunakan sebagai alat
interaksi informal siswa, dan (2) deskripsi faktor-faktor penyebab terjadinya alih
kode bahasa Madura ragam Enjek-Iyeh ke dalam bahasa Jawa ragam Ngoko dan
alih kode bahasa Jawa ragam Ngoko ke dalam bahasa Madura ragam Enjek-Iyeh
di lingkungan SMA Diponegoro, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember yang
digunakan sebagai alat interaksi informal siswa.
Penyediaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pengamatan
sebagai penjabaran dari salah satu teknik dari penelitian kualitatif. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengamatan. Pada penelitian ini
digunakan teknik pengamatan tidak berperanserta secara lengkap, yaitu pengamat
tidak berperanserta melakukan peranan sekaligus. Kemudian teknik yang
selanjutnya dilakukan adalah wawancara. Penelitian ini menggunakan instrumen
yaitu pedoman wawancara. Selain itu teknik yang penulis gunakan dalam
pengumpulan data, yaitu teknik rekam dan teknik catat.
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan, bahwa dalam interaksi
informal siswa SMA Diponegoro, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember sering
melakukan alih kode. Bahasa-bahasa yang digunakan dalam alih kode, yaitu
bahasa Madura ragam Enjek-Iyeh dan bahasa Jawa ragam Ngoko. Bahasa Madura
ragam Enjek-Iyeh dan bahasa Jawa ragam Ngoko yang digunakan siswa SMA
Diponegoro, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember adalah bahasa Madura dan
bahasa Jawa baku. Bahasa Madura biasanya dipakai oleh siswa ketika
berkomunikasi dengan sesama siswa yang berasal dari etnik Madura dan berlatar
belakang kebahasaan yang sama. Namun, ketika berkomunikasi dengan siswa
yang beretnik Jawa dan berlatar belakang kebahasaan bahasa Jawa, mereka
beralih menggunakan bahasa Jawa. Bahasa Jawa biasanya dipakai oleh siswa dari
etnik Madura ketika berkomunikasi dengan siswa yang berasal dari etnik jawa.
Namun, ketika berkomunikasi dengan siswa yang beretnik Madura dan berlatar
belakang kebahasaan bahasa Madura, mereka beralih menggunakan bahasa
Madura.
Penggunaan bahasa Jawa tidak hanya oleh siswa yang berbahasa ibu
bahasa Jawa. Namun, ada banyak siswa yang tidak berbahasa ibu bahasa Jawa
menggunakan bahasa Jawa. Bahasa Madura di lingkungan siswa hanya digunakan
oleh yang berbahasa ibu bahasa Madura. Namun, ada beberapa siswa yang tidak
berbahasa ibu bahasa Madura menggunakan bahasa Madura yang mereka kuasai
seadanya. | en_US |