dc.description.abstract | Kanker adalah penyakit yang ditandai adanya pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel abnormal. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Penatalaksanan kanker yang seringkali digunakan adalah kemoterapi. Kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dengan obat anti kanker. Kemoterapi dapat menimbulkan beberapa efek yang dapat memperburuk status fungsional pasien. Efek kemoterapi yaitu supresi sumsum tulang, gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, kehilangan berat badan, perubahan rasa, konstipasi, diare, dan gejala lainnya alopesia, fatigue. Aktivitas fisik merupakan gerakan yang menggunakan otot rangka dan membutuhkan lebih banyak energi untuk meningkatkan fungsi kardiovaskular, meningkatkan kekuatan dan massa otot. Aktivitas fisik dapat dilakukan sebagai intervensi pada pasien kanker dengan fatigue sebagai terapi non farmakologis. Hal ini dilakukan dengan menjaga aktivitas fisik secara optimal. Aktivitas fisik ini perlu direncanakan dan dipertahankan sebagai program latihan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan fatigue pada pasien kanker dengan kemoterapi di RS Tingkat III Baladhika Husada Jember. Desain yang digunakan adalah korelasional dengan metode crosssectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan cara consecutive sampling. Sampel yang diteliti dihitung menggunakan rumus power analysis dalam aplikasi G*Power, sehingga total akhir sampel adalah 90 responden. Kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan Godin Leissure Time Exercise (GLTE) untuk mengukur aktivitas fisik dan Brief Fatigue Inventory (BFI) untuk mengukur fatigue. Analisa data menggunakan uji pearson correlation dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik pasien kanker memiliki rata- rata 19,98 (±22,94). Indikator aktivitas fisik dengan nilai tertinggi yaitu aktivitas ringan dan indikator dengan nilai terendah yaitu aktivitas fisik berat. Nilai rata- rata fatigue sebesar 28,32 (±18,29). Indikator fatigue dengan nilai tertinggi yaitu kelelahan terberat yang dialami selama 24 jam terakhir dan indikator terendah yaitu kelelahan yang mengganggu hubungan dengan orang lain. Hasil uji statistik menggunakan pearson correlation menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan fatigue di ruang Flamboyan RS Tingkat III Baladhika Husada Jember dengan nilai p=0,158 dan r=-0,107. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan fatigue. Hal ini memiliki kemungkinan bahwa terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi fatigue seperti depresi, kualitas tidur, status ekonomi, stadium kanker, kemoterapi, nyeri, status nutrisi, dan dukungan keluarga. Kemudian faktor- faktor tersebut perlu dikaji untuk menurunkan tingkat fatigue pada pasien kanker.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Meskipun tidak ada hubungan, aktivitas fisik dan fatigue tetap menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Sebagai tenaga kesehatan khususnya perawat dapat membantu menurunkan fatigue pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi dengan melakukan pengkajian dan intervensi keperawatan yang sesuai pada pasien. | en_US |