Hubungan Penerimaan Diri Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Poli Penyakit Dalam Rs Tingkat Iii Baladhika Husada Jember
Abstract
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronik ditandai kadar glukosa dalam darah yang tinggi akibat gangguan sekresi insulin, kerja insulin ataupun keduanya. Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi pada penderita DM tipe 2. Sebagai salah satu penyakit kronik yang tidak bisa disembuhkan dan membutuhkan perawatan berkelanjutan seperti DM tipe 2 ini merupakan suatu penyakit yang dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup individu. Kondisi penurunan kualitas hidup pada pasien DM tipe 2 disebabkan karena adanya penerimaan diri yang rendah. Penerimaan diri merupakan penilaian positif pada penderita DM tipe 2 terhadap diri sendiri, mampu menganalisa kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya dan dapat beradaptasi diri dengan kondisinya. Tujuan dari adanya penerimaan diri adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan penerimaan diri dengan kualitas hidup pasien DM tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RS Tingkat III Baladhika Husada Jember. Peneliti menggunakan desain observasional analitik dengan menggunakan metode cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan cara concecutive sampling. Perhitungan sampel menggunakan uji G*Power 3 dengan error probability 0,05 power (1-β error probability) 0.80 dan effect size 0,30 diperoleh sampel sebanyak 84 responden. Kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data Unconditional Self Acceptance Quetionnaire (USAQ) untuk mengukur penerimaan diri sedangkan Diabetes Quality of Life (DQOL) digunakan untuk mengukur kualitas hidup pada pasien DM tipe 2. Analisa data menggunakan uji korelasi Spearmanrank correlation dengan tingkat signifikasi 0,05. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan diri pasien DM tipe 2 memiliki nilai median sebesar 124 dengan nilai minimal 77 dan nilai maksimal 139, sedangkan nilai median kualitas hidup sebesar 49 dengan nilai minimum sebesar 29 dan nilai maksimum 60. Hasil uji statistik menggunakan uji Spearman-rank menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan kualitas hidup pada pasien DM tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RS Tiingkat III Baladhika Husada Jember (ρ value=0,001 dan r=0,540). Berdasarkan hasil tersebut didapatkan bahwa terdapat hubungan antara penerimaan diri dengan kualitas hidup dengan korelasi sedang dan positif yang berarti semakin tinggi nilai penerimaan diri maka kualitas hidup semakin baik. Adanya penerimaan diri pada pasien DM tipe 2 dapat dijadikan sebagai dasar untuk adaptasi, aktualisasi diri dan ketenangan. Individu yang mampu menerima diri, maka tidak ada rasa ketakutan mengenai kondisinya serta jujur terhadap dirinya. Penerimaan diri sangat diperlukan setiap individu untuk menyatukan tubuh, pikiran dan jiwa. Adanya penerimaan diri memfasilitasi adaptasi pada individu menemukan kedamaian batin untuk kualitas hidup yang lebih baik dan mengurangi resiko terjadinya komplikasi terutama bagi penderita DM tipe 2. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan penerimaan diri dengan kualitas hidup di Poli Penyakit Dalam RS Tingkat III Baladhika Husada Jember. Sebagai tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan dalam aspek penerimaan diri untuk mengoptimalkan kualitas hidup pada pasien DM tipe 2.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1528]