dc.description.abstract | Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis progresif yang ditandai
dengan ketidakmampuan penderita memproduksi insulin atau tidak dapat
menggunakan insulin dengan cukup sehingga akan terjadi peningkatan kadar
glukosa darah yang melebihi batas normal. Diabetes dapat menjadi stressor bagi
penderitanya, sehingga dapat menimbulkan masalah psikologis bagi penderitanya.
Masalah psikologis yang sering terjadi pada pasien DM tipe 2 yaitu gangguan
kecemasan. Resiliensi memiliki peran penting yang berkaitan dengan kecemasan
pada pasien DM tipe 2. Resiliensi seseorang akan secara cepat mengembalikan
kondisi trauma serta mampu beradaptasi terhadap kecemasan dan stress.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan resiliensi dengan
kecemasan pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja puskesmas Sumbersari
Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional
analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan yaitu non probability sampling dengan cara consecutive sampling.
Sampel yang diperoleh sebanyak 84 orang. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner skala resiliensi untuk mengukur variabel resiliensi dan kuesioner
Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) untuk mengukur kecemasan. Analisa
data menggunakan uji statistik spearman rank dengan hasil signifikan 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resiliensi pada pasien DM tipe 2
memiliki nilai rerata 76,90 dengan nilai median sebesar 82,50. Nilai minimal pada
resiliensi adalah 32 dan nilai maksimal yaitu sebesar 104. Indikator resiliensi yang
memiliki nilai tertinggi yaitu Existentional aloneness dengan nilai rerata 4,68.
Sedangkan indikator resiliensi dengan nilai terendah yaitu Self Reliance dengan
nilai 3,34. Nilai rerata kecemasan yaitu 15,73 dengan nilai minimal 3 dan nilai
maksimal 49. Indikator perilaku motorik merupakan indikator dengan nilai
tertinggi yaitu 1,65, sedangkan indikator afektif merupakan indikator yang
memiliki nilai terendah yaitu 0,90. Paling banyak responden tidak mengalami
kecemasan yaitu sebanyak 40 orang (47,6%). Hasil uji statistik menggunakan
spearman rank menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
resiliensi dengan kecemasan pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja puskesmas
Sumbersari Kabputen Jember dengan nilai p value 0,001 dan nilai r yaitu -0,778. Hal tersebut menunjukkan bahwa korelasi bersifat negatif dengan nilai kekuatan
sedang yang berarti semakin tinggi resiliensi maka semakin rendah kecemasan
yang dialami oleh pasien.
Masalah psikologis yang dialami pasien DM yaitu kecemasan. Salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan yaitu resiliensi. Resiliensi
merupakan suatu kapasitas individu untuk bertahan pada situasi sulit sehingga
apabila individu dikatakan resilien, maka individu tersebut menemukan cara untuk
bertahan dan menyesuaikan diri dalam keadaan sulit. Sumberdaya resiliensi
berguna dalam intervensi perilaku kognitif dalam mengatasi kecemasan. Semakin
tinggi nilai resiliensi menunjukkan bahwa individu tersebut semakin kuat dalam
menghadapi berbagai kesulitan hidup yang dialami.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan
anatara resiliensi dengan kecemasan pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja
puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember. Tenaga kesehatan khususnya perawat
diharapkan dapat mengkaji resiliensi dan memberikan intervensi dengan teknik
yang menenangkan dengan tujuan untuk meningkatkan resiliensi sehingga
kecemasan pada pasien DM tipe 2 dapat berkurang. | en_US |