Show simple item record

dc.contributor.advisorA''LA, M. Zulfatul
dc.contributor.advisorWIDAYATI, Nur
dc.contributor.authorFAUZIAH, Andini Zahrotu
dc.date.accessioned2019-08-28T03:20:16Z
dc.date.available2019-08-28T03:20:16Z
dc.date.issued2019-08-28
dc.identifier.nimNIM152310101163
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92241
dc.description.abstractKanker adalah sekumpulan penyakit kompleks yang ditandai dengan adanya pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh dan dapat menyebar dengan cepat. Pengobatan yang paling umum diberikan pada pasien kanker adalah kemoterapi. Kemoterapi adalah penggunaan obat yang berfungsi untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker. Penyakit kanker tidak hanya menimbulkan dampak pada satu aspek saja namun dapat berpengaruh pada beberapa aspek yaitu Activity Daily Living, fisik, otonomi, sosial, psikologis, spiritual, dan ekonomi. Dampak fisik yang paling umum terjadi adalah fatigue sedangkan dampak psikologisnya adalah depresi. Fatigue pada pasien kanker (Cancer Related Fatigue) adalah rasa kurang energi yang tidak hilang meskipun dalam keadaan diam dan istirahat atau tidur. Depresi adalah gangguan penurunan mood yang berkepanjangan pada aspek suasana hati yang sering berfikiran negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara depresi dan fatigue pada pasien kanker dengan kemoterapi di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasional dengan pendekatan cross-sectional dengan menggunakan teknik sampling yaitu consecutive sampling. Perhitungan sampel menggunakan aplikasi Statistical Power Analyses with Gpower, sehingga sampel didapatkan sebanyak 93 responden. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner untuk data demografi, kuesioner Brief Fatigue Inventory (BFI) untuk data fatigue, dan kuesioner Beck Depression Inventory (BDI) II untuk data depresi. Hasil penelitian didapatkan rata-rata skor fatigue 27,85±18,24. Indikator fatigue tertinggi yaitu kelelahan terberat yang dialami selama 24 jam terakhir dengan rata-rata 5,15 dan indikator terendah adalah kelelahan yang mengganggu hubungan dengan orang lain dengan rata-rata 1,18. Sebanyak 70 orang (75,3 %) memiliki skor depresi dibawah cut off point (≤ 15) dengan Indikator depresi tertinggi yaitu capek atau kelelahan sebesar 1,22 dan indikator terendah yaitu pikiran pikiran atau keinginan bunuh diri sebesar 0,02. Analisa hubungan menggunakan spearman correlation menunjukkan adanya hubungan positif yang kuat antara depresi dan fatigue (p < 0,001 dan r = 0,686). Efek samping yang terkait dengan terapi kanker tetap menjadi perhatian utama, karena mereka dapat membatasi efektivitas pengobatan dan berdampak negatif pada kualitas hidup baik selama maupun setelah terapi. Hampir setiap pasien melalui beberapa jenis kelelahan selama pengobatan kanker. Tingkat keparahan fatigue dapat dipengaruhi oleh adanya depresi. Mekanisme hubungan depresi dengan fatigue dijelaskan dengan adanya peningkatan perubahan ritme kortisol diurnal. Dimana normalnya pada manusia nilai kortisol paling tinggi ada pada pagi hari, namun mayoritas pada pasien kanker nilai kortisol akan cenderung sama tinggi sepanjang hari sehingga dapat memicu terjadinya depresi yang dapat meningkatkan nilai fatigue. Gangguan tidur juga menyebabkan fatigue. Depresi akan sangat mungkin menyebabkan gangguan tidur. Gangguan tidur yang sering dialami adalah “Sleep State Missperception”. Mekanisme terjadinya fatigue yang menyebabkan depresi dapat digambarkan dengan fatigue akan menyebabkan disregulasi dalam fungsi Hipotalamus Pituitary Adrenal (HPA) axis, dimana hal ini akan memicu sekresi hormone adrenokortikotropik (ACTH) oleh kelenjar pituitari dan mensekresi kortisol lebih banyak sehingga menimbulkan keadaan stress. Stress yang terjadi berkepanjangan akan dapat menyebabkan keadaan depresi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan kuat dengan arah hubungan positif antara depresi dengan fatigue pada pasien kanker dengan kemoterapi di RS Tingkat III Baladhika Husada jember. Petugas kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat meminimalkan keadaan fatigue dan depresi melalui pengkajian psikososial tentang efek samping kemoterapi pada pasien secara lebih kompleks. Sehingga diharapkan apabila skor depresi berkurang maka skor fatigue berkurang begitupun sebaliknya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries152310101163;
dc.subjectKankeren_US
dc.subjectpenyakit kompleksen_US
dc.subjectpertumbuhan sel abnormalen_US
dc.subjectsel abnormalen_US
dc.subjectPengobatanen_US
dc.subjectpasienen_US
dc.subjectKemoterapien_US
dc.subjectsel kankeren_US
dc.titleHubungan Antara Depresi Dan Fatigue Pasien Kanker Dengan Kemoterapi Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Tingkat Iii Baladhika Husada Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record