dc.description.abstract | Gula merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat di pisahkan oleh
manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk kebutuhan memasak dan
sebagainya. Stasiun penggilingan merupakan stasiun dimana proses pembuatan
gula dari tebu diproses pertama kali, dimana tebu yang telah di cacah akan
dilanjutkan untuk proses pemerahan dimana pemisahan air nira dengan ampasnya.
Jika pada proses penggilingan ini mesin mengalami kegagalan dalam beroprasi
maka akan mengakibatkan menurunnya nilai produktifitas gula yang dihasilkan.
Total Productive Maintenance (TPM) adalah suatu sistem yang digunakan
untuk memelihara dan meningkatkan kualitas produksi melalui perawatan
perlengkapan dan peralatan kerja seperti mesin, equipment dan alat-alat kerja
(Jiwantoro dkk, 2013). TPM bertujuan untuk meningkatkan effektivitas kerja dari
suatu mesin produksi. Salah satu alat ukur keberhasilan metode TPM ini adalah
Overall Equipment Efectiveness (OEE), OEE ini adalah salah satu alat ukur
apakah peralatan dapat berfungsi dengan baik sehingga mempengaruhi proses
lainnya. Dengan penerapan OEE ini dapat diketahui kerugian atau losses yang
diakibatkan mesin mengalami gagal produksi dan penurunan tingkat produksi
serta ukuran kerugian losses yang diakibatkan oleh cacat produksi.
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) merupakan salah satu metode yang
berfungsi untuk mengidentifikasi nilai kegagalan dalam sistem, desain, proses,
atau pelayanan (service). Identifikasi kegagalan dengan melakukan pemberian
nilai atau skor pada masing – masing moda kegagalan berdasarkan pada kejadian
(occurrence), tingkat keparahan (severity), dan tingkat deteksi (detection)
(Puspitasari dkk, 2014).
ix
Hasil penelitian yang bertempat di PG Gending bahwa Nilai efektivitas
tertinggi adalah terletak pada tahun 2017, pada tahun tersebut nilai efektivitas
setiap peralatan di atas 90%, sedangkan nilai terendah terletak pada tahun 2016,
pada tahun 2016 nilai efektivitas di bawah nilai standart yaitu di bawah 62% nilai
terendah pada komponen gilingan III yaitu 60,58%. Faktor penyebab nilai
efektivitas rendah adalah reduce speed losses, faktor ini dikarenakan adanya
penurunan kecepatan produksi yang disebabkan oleh mesin berhenti karena rusak,
sehingga ketika mesin dapat beroprasi memerlukan waktu untuk kembali ke
kecepatan awal produksi. Nilai reduce speed losses tertinggi adalah pada tahun
2016 sebesar 97,5% atau 5,002 jam. Komponen gilingan III dengan nilai tertinggi
yaitu 0,3915 jam. Gilingan atau roll gilingan merupakan komponen yang
memiliki nilai bobot tertinggi dengan kegagalan tebu ambrol, ampas lengket, dan
penggerak mati. Resiko jika terjadi kegagalan adalah proses giling berhenti
sementara pada stasiun penggilingan. Rekomendasi perbaikan berupa konsep
berdasarkan pilar TPM 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke), sehingga
dapat meningkatkan produktivitas. | en_US |