dc.description.abstract | Nyeri merupakan alasan utama seorang pasien untuk berobat ke dokter.
Nyeri merupakan gejala penyakit yang memiliki angka insidensi dan prevalensi
paling banyak. Masyarakat menggunakan Obat Anti Inflamasi Non Steroid
(OAINS) maupun Obat Anti Inflamasi Steroid (OAIS) untuk mengatasi nyeri.
OAINS Dilaporkan menyebabkan luka pada permukaan membran mukosa.
Prevalensi kerusakan mukosa lambung akibat efek samping penggunaan OAINS
cukup tinggi sekitar 15%- 30%, membuat masyarakat beralih ke yang lebih aman.
Cuka apel bawang dayak mengandung quercetin dan antosisanin. Quercetin yang
terdapat pada cuka apel jika masuk ke dalam tubuh akan memiliki kemampuan
untuk menurunkan nyeri dengan cara menghambat enzim fosfolipase A2.
Antosianin yang terdapat dalam Bawang Dayak memiliki manfaat untuk
mengurangi nyeri dengan menghambat COX-2. Belum ada data ilmiah tentang
penggunaan cuka apel bawang dayak sebagai analgesik. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektivitas cuka apel bawang dayak Antosianin®
sebagai
analgesik terhadap mencit yang diinduksi asam asetat.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas analgesik
cuka apel bawang dayak Antosianin®
terhadap respon nyeri yang dilihat dari
refleks geliat mencit yang diinduksi asam asetat. Manfaat keilmuan penelitian ini
yaitu dapat dijadikan landasan teori dan sebagai dasar pengembangan penelitian
selanjutnya, khususnya dalam bidang kesehatan. Selain itu, manfaat bagi
masyarakat yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada
masyarakat mengenai efektifitas analgesik dari cuka apel bawang dayak.
Jenis penelitian ini merupakan true experimental dengan rancangan post
test only control group design. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitusimple random sampling dengan jumlah sampel ditentukan menggunakan aplikasi
G power. Hewan coba penelitian ini menggunakan mencit jantan (Mus musculus)
yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok secara acak. Kelompok-kelompok
tersebut dibedakan menjadi kelompok kontrol positif (K+) yang diberi asam
mefenamat dengan dosis 1,3 mg, kelompok kontrol negatif (K-) yang diberi
aquades 0,5 ml, serta 3 kelompok perlakuan (K1, K2, dan K3) yang diberi cuka
apel bawang dayak dengan dosis masing-masing 0,039ml, 0,078 ml, dan 0,156
ml. kemudian diberikan asam asetat sebagai induksi nyeri secara intraperitoneal.
Pemberian asam mefenamat, cuka apel bawang dayak, dan aquades dilakukan per
oral menggunakan sonde lambung, sedangkan asam asetat diberikan secara
intraperitoneal mengguanakn spuit 1 cc. Mencit diamati jumlah geliatnya dimulai
pada menit 15 sampai dengan menit 120 dengan selang waktu selama 5 menit.
Data yang didapat berupa jumlah geliat mencit. Hasil pengamatan jumlah
rata-rata geliat mencit dan standar deviasi tiap kelompok adalah K(+) 40,40 ±
13,74; K(-) 88,20 ± 20,24; K1 93,00 ± 27,79; K2 61,80 ± 11,98; K3 50,80 ±
24,09. Hasil pengamatan jumlah geliat mencit dianalisis dengan menggunakan
Kruskal Wallis dan dilanjutkan uji post hoc Man Whitney U. Daya proteksi nyeri
dari hasil penghitungan jumlah geliat mencit didapatkan K(+) 54,20%; K(-) - ; K1
- ; K2 30,00%; K3 42,40%. Efektivitas cuka apel bawang dayak didapatkan dari
perbandingan antara daya proteksi kelompok perlakuan dengan kelompok control
positif sehingga didapatkan hasil K(+) 100%; K(-) - ; K1 - ; K2 55,35%; K3 7823.
Hasil penelitian menunjukkan cuka apel bawang dayak memiliki efektivitas
sebagai analgesik terhadap mencit yang diinduksi asam asetat (p < 0,05) | en_US |