Show simple item record

dc.contributor.advisorNORMASARI, Rena
dc.contributor.advisorSRISURANI, Ida
dc.contributor.authorARISSADEWA, Akbar Maulida
dc.date.accessioned2019-08-26T03:56:18Z
dc.date.available2019-08-26T03:56:18Z
dc.date.issued2019-08-26
dc.identifier.nimNIM142010101092
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/92159
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara yang kaya akan flora dan fauna. Banyak tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat alami. Sumber alami yang juga banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah daun singkong (Manihot ezculenta). Namun, selain memiliki manfaat sebagai antioksidan, tidak menutup kemungkinan terdapat efek toksik dari penggunaan daun singkong. Hidrogen sianida (HCN) atau asam sianida merupakan racun pada daun singkong. Asam sianida yang masuk ke dalam tubuh dengan cepat didistribusikan ke seluruh tubuh oleh darah, termasuk organ hati, sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada organ hati. Salah satu jenis pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan pada hati adalah pemeriksaan enzim transaminase, yakni serum glutamat piruvat transaminase (SGPT) dan serum glutamat oksaloasetat transaminase (SGOT). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya efek toksisitas pemberian daun singkong terhadap kadar SGOT dan SGPT pada tikus Wistar betina. Jenis penelitian ini adalah true experimental design dengan rancangan penelitian Post Test Only Control Group Design. Berdasarkan panduan dari OECD 420, metode penelitian yang digunakan adalah uji toksisitas dengan metode fixed dosed. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10 ekor tikus, dengan 2 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol (Kn) dan kelompok perlakuan 1 (P1). Kadar SGOT dan SGPT diukur dengan menggunakan metode optimized UV test. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan uji T-test Rata-rata kadar SGOT pada kelompok kontrol sebesar 110,4 IU/L dan ratarata kadar pada kelompok perlakuan sebesar 111 IU/L. Kelompok kontrol dan kelompok perlakuan memiliki rata-rata kadar SGOT yang normal karena kadar normal SGOT pada tikus betina sekitar 69 – 203 IU/L. Sedangkan rata - rata kadar SGPT pada kelompok kontrol sebesar 70,8 IU/L dan pada kelompok perlakuan sebesar 67,6 IU/L. Kedua kelompok penelitian, kontrol dan perlakuan sama – sama mengalami peningkatan kadar SGPT diatas nilai normal karena kadar normal SGPT pada tikus betina sekitar 16 – 48 IU/L. Sesuai hasil uji independent t test pada kadar SGPT, diperoleh nilai significancy sebesar 0.59 (p>0.05) sedangkan pada kadar SGOT diperoleh nilai 0.972 (p>0.05), yang berarti tidak didapatkan perbedaan kadar SGOT dan SGPT antara kelompok kontrol dan perlakuan. . Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pada dosis 2000 mg/kgBB, ekstrak daun singkong tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kadar SGOT dan SGPT pada kelompok kontrol dan perlakuan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries142010101092;
dc.subjectIndonesiaen_US
dc.subjectnegaraen_US
dc.subjectflora dan faunaen_US
dc.subjectbahan obat alamien_US
dc.subjectSumber alamien_US
dc.subjectobat tradisionalen_US
dc.subjectdaun singkong (Manihot ezculenta)en_US
dc.subjectManihot ezculentaen_US
dc.subjectdaun singkongen_US
dc.titleEfek Toksisitas Pemberian Ekstrak Etanol Daun Singkong (Manihot Ezculenta) Terhadap Kadar Sgot Dan Sgpt Pada Tikus Wistar Betinaen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record