dc.description.abstract | Pemanfaatkan eceng gondok sebagai arang aktif merupakan salah satu
upaya untuk mengurangi dampak negatif dari eceng gondok yang merupakan
tanaman pengganggu atau gulma. Eceng gondok merupakan bahan organik yang
dapat dimanfaatkan sebagai arang aktif karena memiliki kandungan selulosa 60%,
hemiselulosa 8% dan lignin 17%. Arang merupakan bahan padat berpori yang
dihasilkan dari pembakaran pada suhu tinggi dengan karbonisasi, yaitu proses
pembakaran tidak sempurna, sehingga bahan hanya terkarbonisasi dan tidak
teroksidasi.Arang aktif adalah arang yang konfigurasi atom karbonnya dibebaskan
dari ikatan dengan unsur lain serta pori-pori dibersihkan dari unsur lain atau
kotoran, sehingga permukaan karbon atau pusat aktif menjadi bersih dan luas.
Arang aktif bersifat higroskopi dan tidak berbau, tidak berasa, tidak larut dalam
pelarut baik air, asam, basa maupun organik.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hasil karakterisasi FTIR dan SEM-EDX arang aktif eceng gondok
dari variasi suhu karbonisasi.
Proses pembuatan arang aktif eceng gondok, diawali dengan mencuci dan
menjemur eceng gondok dibawah sinar matahari langsung. Eceng gondok
dipotong kecil-kecil ± 1 cm dan dioven pada suhu 100oC. Eceng gondok yang
telah kering diblender. Proses karbonisasi dilakukan dengan memasukkan eceng
gondok kering ke dalam furnace dengan variasi suhu sebesar 400oC, 500oC, dan
600oC selama 1 jam. Arang yang dihasilkan dari proses karbonisasi dihaluskan
dengan mortar dan diayak lolos 200 mesh. Kemudian dilakukan proses aktivasi
dimana arang dan aktivator NaOH 25% direndam dengan perbandingan 1:3
dengan magnetic stirrerkecepatan 350 rpm pada suhu 80oC selama 4 jam.Setelah
itu rendaman disaring menggunakan buchner funnel kit, yang kemudian arang
yang tertahan di kertas saring dinetralisir dengan HCl 2M sampai pH netral dan
dicuci dengan aquades, kemudian dioven pada suhu 100oC.Setelah dilakukan
proses tersebut dihasilkan sampel arang eceng gondok, sampel A merupakan
arang sebelum aktivasi yang terdiri dari tiga sampel, yaitu pada suhu karbonisasi
400oC adalah sampel A1, suhu karbonisasi 500oC adalah sampel A2, dan suhu
karbonisasi 600oC adalah sampel A3. Sedangkan sampel B adalah arang setelah
aktivasi yang terdiri dari tiga sampel, yaitu pada suhu karbonisasi 400oC adalah
sampel B1, suhu karbonisasi 500oC adalah sampel B2, dan suhu karbonisasi 600oC adalah sampel B3. Sampel eceng gondok A1, A2, A3, B1, B2, dan B3
kemudian dikarakterisasi menggunakan FTIRdan SEM-EDX.
Hasil penelitian ini menunjukkan karakteristik arang aktif eceng gondok
yang terlihat pada gugus fungsi, struktur permukaan pori, dan kandungan unsur
yang dihasilkan. Pada spektrum gugus fungsi dari ke enam sampel arang yang
dihasilkan, menggambarkan sampel yang dipengaruhi dengan adanya proses
karbonisasi dan proses aktivasi. Hasil puncak pola serapan pada sampel A1 dan
B1 berbeda dengan sampel lainnya. Perbedaan yang dihasilkan yaitu munculnya
vibrasi symmetric C-H bending. Proses karbonisasi dan aktivasi membentuk
ikatan C=C aromatik yang menyebabkan peningkatan senyawa aromatik. Hasil
struktur morfologi permukaan arang aktif eceng gondok yaitu pada proses
karbonisasi dengan suhu 400oC dan500oC belum terlihat adanya pori sedangkan
pada suhu 600oC sudah terdapat pori.Sampel setelah aktivasi menghasilkan
permukaan arang yangporinya terbuka karena terlepasnya bahan
volatile.Kandungan unsur karbon yang ada pada arang aktif eceng gondok dari
pengukuran EDX menunjukkan bahwa arang aktif eceng gondok sudah
memenuhistandar SNI 06-3730-1995 yaitu memiliki kandungan karbon diatas
65%. Proses karbonisasi mengakibatkan semakin tinggi suhu makasemakin
meningkatnya persentase kandungan unsur karbon yang dihasilkan. Terlihat pada
hasil sampel A1, A2, dan A3 mempunyai kandungan unsur karbon berturut-turut
sebesar 74,32%, 77,71%, dan 82,67%. Sementara untuk sampel setelah aktivasi
tidak menghasilkan banyak perubahan kadar karbon yang dihasilkan yaitu
berturut-turut pada sampel B1, B2, dan B3 sebesar 81,34%, 82,65%, dan 82,26%. | en_US |