dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses konstruksi sosial gaya
kepemimpinan kontingensi pada kepemimpinan kepala sekolah dengan
mengkombinasikan bentuk kearifan lokal gaya kepemimpinan Jawa Hastabrata.
Lokasi penelitian ini di sekolah menengah di Kabupaten Jember antara lain SMAN 1
Pakusari, SMAN 2 Jember, SMKN 4 Jember, SMAN Ambulu, SMAN Sukowono,
SMPN Kencong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
studi kasus, subyek penelitian ditentukan secara purposive. Peneliti menetapkan
sumber informasi kunci (Key Informan) yaitu kepala sekolah serta sumber informasi
penunjang (supportive informan) yang terdiri dari guru, siswa, karyawan, wali murid.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan bahwa gaya kepemimpinan
kontingensi yang diterapkan oleh kepala sekolah telah berhasil dikonstruksi dengan
bentuk kearifan lokal gaya kepemimpinan Jawa Hastabrata yang tersimbol pada
watak bumi, angin, air, bulan, tanah, api, rembulan, matahari melalui 3 tahapan yakni
Internalisasi, Obyektifikasi, Eksternalisasi terbukti menghasilkan kinerja yang efektif.
Oleh karena itu bentuk konstruksi sosial kepemimpinan kontingensi dengan bentuk
kearifan lokal kepemimpinan Jawa Hastabrata dapat diaplikasikan terkait pengelolaan
sumber daya manusia yakni hubungan atasan dan bawahan, internal, eksternal karena
kepala sekolah bertindak sebagai leader. Kepemimpinan modern dituntut untuk
menguasai iptek, iman, agama, emosional. Pemimpin dengan bawahan aplikasinya
bagaimana pemimpin bisa dipercaya dan disukai oleh bawahan. Bagaimana kemauan
bawahan untuk mengikuti petunjuk pemimpin dan sejauh mana penerapan kekuatan
dan kekuasaan sebagai pemimpin dalam memberikan sanksi dan sebaliknya
memberikan penghargaan.
Berdasarkan temuan penelitian ini maka peneliti memberikan beberapa
rekomendasi agar dapat dijadikan bahan pertimbangan baik secara akademis maupun
empiris bahwa kepala sekolah dalam hal ini Dinas Pendidikan diharapkan mampu
mengembangkan konsep kearifan lokal dalam melandasi kepemimpinan pendidikan.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan formulasi dan pengembangan bahwa gaya
kepemimpinan Jawa mampu mewujudkan kinerja kepemimpinan pendidikan yang
optimal, memberikan nilai tambah pada kemajuan organisasi, nilai positif, pengaruh positif pada satuan kerja lain di lingkungan organisasi, menciptakan hubungan kinerja
antara atasan dan bawahan secara harmonisasi sosial. | en_US |