Show simple item record

dc.contributor.advisorTriatmoko, Bawon
dc.contributor.advisorDianasari, Dewi
dc.contributor.authorAlmuttaqin, Huda
dc.date.accessioned2019-06-08T00:38:37Z
dc.date.available2019-06-08T00:38:37Z
dc.date.issued2019-06-08
dc.identifier.nim142210101008
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/91106
dc.description.abstractAntibiotik merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan terkait dengan kasus infeksi bakteri. Gentamisin merupakan salah satu antibiotik dari golongan aminoglikosida yang digunakan untuk pengobatan infeksi karena memiliki spektrum luas terhadap bakteri gram positif dan gram negatif. Antibiotik golongan aminoglikosida banyak digunakan karena memiliki aktivitas bakterisida yang potensial dan cepat dalam mengobati infeksi. Pemakaian antibiotik golongan aminoglikosida dapat menyebabkan efek samping ototoksisitas yang bersifat permanen dan nefrotoksisitas yang bersifat reversible. Efek toksik dapat dicegah dengan menggunakan prinsip terapi antibiotik untuk mengurangi efek samping dan meningkatkan aktivitas antibiotik terhadap penyakit infeksi. Terapi kombinasi antibiotik menjadi alternatif untuk mengurangi potensi efek samping, dan meningkatkan efikasi obat antimikroba. Terapi kombinasi dapat dipakai untuk memperluas spektrum dari antimikroba, mengurangi, toksisitas karena dosis penggunaan, dan memperoleh aktivitas antimikroba yang sinergis. Berdasarkan latar belakang tersebut, pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri kombinasi minyak atsiri biji ketumbar (Coriandruoz sativum L.) dan gentamisin terhadap Staphylococcus epidermidis. Pengujian dilakukan menggunakan metode mikrodilusi untuk mencari nilai Konsentrasi Hambat Minimal dan nilai Konsentrasi Hambar Fraksional Indeks. Pada uji antibakteri ini ada 2 macam perlakuan yaitu tunggal dan kombinasi, konsentrasi yang digunakan pada minyak atsiri biji ketumbar yaitu 400 pg/mL; 200pg/mL; 100p.g/mL; 50pg/mL; 251.1g/mL; 12,5pg/mL; dan 6,25pg/mL. Dan konsentrasi Gentamisin yaitu 16,0pg/mL; 8,0pg/mL; 4,0pg/mL; 2,0pg,/mL; 1,0.1g/mL; 0,5pg/mL; dan 0,25pg/mL semua dengan tiga replikasi. Larutan uji yang telah dimasukkan dalam micropalte 96 wells diinkubasi selama 18-24 jam selanjutnya diukur dengan microplate reader pada panjang gelombang 595 nm. Selanjutnya dicari nilai absorbansi dari sampel untuk dibandingkan dengan kontrol negatif pertumbuhan dengan menggunakan analisi One Way Anon dan ditentukan KHM dari perlakuan tunggal dan kombinasi. Pada uji ini didapat KHM dari tunggal minyak atsiri biji ketumbar 50 ug/mL, tunggal gentamisin 4 pg/mL, dan kombinasi minyak atsiri dan gentamisin yaitu 50 Itg/mL1 0,5 p.g/mL. Maka nilai KHF1 yang didapat yaitu 1,125 yang artinya Ektivitas dari kombinasi antara minyak atsiri biji ketumbar dan gentamisin yaitu indifferent Dapat diartikan penggunaan kombinasi minyak, atsiri biji ketumbar dan gentamisin sebagai antibakteri menimbulkan efek, farmakologi yang tidak lebih baik dari penggunaan minyak atsiri biji ketumbar dan gentamisin secara tunggal.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectAntibakterien_US
dc.subjectMinyak Atsirien_US
dc.subjectBiji Ketumbaren_US
dc.subjectCoriandrum sativum Len_US
dc.subjectGentamisinen_US
dc.subjectStaphylococcus epidermidisen_US
dc.titleUji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Minyak Atsiri Biji Ketumbar (Coriandrum sativum L.) dan Gentamisin terhadap Staphylococcus epidermidisen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record