Hubungan Penerimaan Diri dengan Perilaku Perawatan Diri pada Pasien Diabetes Metaus Tipe 2 di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember
Abstract
Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang paling serius di dunia karena prevalensinya, efek ekonomi dan sosial serta dampak negatif pada orang yang terkena DM. Diagnosa DM akan berimplikasi pada perubahan gaya hidup dan perawatan diri secara teratur. Aspek emosional individu yang didiagnosis menderita DM sangat mempengaruhi kepatuhan pribadi pasien DM terhadap pengobatan dan perawatan diri. Bentuk aspek emosional salah satunya meliputi penerimaan diri yang merupakan bentuk ketahanan bagi pasien DM agar mampu beradaptasi dengan kondisi penyakitnya. Pasien DM yang tidak menerima dirinya akan menyangkal dan mengabaikan kondisinya. Penerimaan diri pasien DM yang tidak optimal dapat rnengganggu efektifitas perawatan diri dengan demikian dapat menyebabkan kontrol metabolik glukosa dank menjadi semakin buruk.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara penerimaan diri dengan perilaku perawatan diri pada pasien DM tipe 2 di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan. pendekatan cross sectional Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan can consecutive sampling terhadap 84 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Unconditional Self Acceptance Scale (USAQ) untuk mengukur penerimaan diri dan kuesioner Summary of Diabetes Self Care Activities (SDSCA) untuk mengukur perilaku perawatan diri pasien DM tipe 2. Analisa data menggunakan uji korelasi spearman's rank test dengan tingkat signifikansi 0,05.
Penelitian ini menunjukan hasil bahwa penerimaan diri memiliki nilai median sebesar 124 dengan nilai minimal 77 dan nilai maksimal 139. Indikator penerimaan diri tertinggi yaitu individu menyadari diri sebagai pribadi berharga. Sedangkan. nilai rerata indikator penerimaan diri terendah yaitu individu menerima diri tanpa syarat. Nilai median perilaku perawatan diri sebesar 5,92 hari dengan nilai minimal 3,57 hari dan nilai maksimal 6,71 hari. Indikator penggunaan terapi obat memiliki nilai rerata tertinggi dan nilai rerata indikator terendah yakni pemeriksaan kadar glukosa darah. Hasil uji statistik menggunakan spearman's rank test didapatkan hasil p value 0,001 yang diartikan terdapat korelasi antara penerimaan diri dengan perilaku perawatan diri. Nilai korelasi spearman 's rank test sebesar 0,718 menunjukan bahwa korelasi bersifat positif dengan tingkat keeratan hubungan kuat. Hal ini berarti semakin tinggi nilai penerimaan diri maka semakin tinggi pula perilaku perawatan diri pada pasien DM tipe 2. Perawatan diri pada pasien DM tipe 2 dikaitkan dengan penerimaan diri karena penerimaan diri merupakan sebuah proses penyesuaian terhadap kondisi yang tidak menyenangkan untuk mencegah dampak yang berpotensi terhadap peningkatan komplikasi DM. Pasien DM dengan penerimaan diri yang tinggi tidak akan memandang penyakitnya sebagai suatu beban yang dapat mengganggu kehidupannya sehingga penderita DM akan berusaha belajar bagaimana hidup dengan ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat pernbatasan kebiasaan baru pada pasien DM. Hal ini menunjukan bahwa penerimaan diri merupakan aspek penting dalam meningkatkan kesadaran perilaku perawatan diri pada pasien DM tipe 2.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan perilaku perawatan diri pada pasien DM tipe 2 di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember. Praktisi tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat mengkaji secara holistik termasuk aspek psikologi pada pasien DM tipe 2 seperti penerimaan diri sehingga dapat memberikan beberapa intervensi berupa terapi dzikir, terapi konseling realita, terapi forgiving kepada pasien DM tipe 2 untuk rneningkatkan penerimaan diri yang merupakan salah satu faktor yang berperan dalam mempengaruhi perawatan diri pasien DM tipe 2 agar dapat mengontrol metabolik glukosa darah menjadi lebih baik.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1531]