dc.description.abstract | Penurunan fungsi kognitif yang terjadi pada lanjut usia dapat membuat lansia tergantung terhadap orang lain. Fungsi kognitif merupakan salah satu fungsi untuk mengingat, mengambil keputusan, dan sebagainya. Fungsi kognitif sebagai pusat dalam hal mengingat serta mengambil keputusan, apabila tidak berfungsi dengan baik maka secara lebih lanjut dapat berpengaruh terhadap kualitas hidupnya. Oleh karena itu perlu diteliti antara status fungsi kognitif dengan kualitas hidup lanjut usia.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status fungsi kognitif dengan kualitas hidup lanjut usia di UPT PSTW Jember. Penelitian ini merupakan analitik korelasional dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan pada 82 partisipan dengan menggunakan teknik convenience sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner untuk mengidentifikasi karakteristik partisipan yaitu sosiodemografi, status fungsi kognitif (SPMSQ) dan WHOQ0L-BREF. Chi square sebagai metode analisis digunakan untuk menjawab tujuan dari penelitian ini. Dari 82 partisipan teridentifikasi 43,9% partisipan memiliki status fungsi intelektual utuh, tetapi 2,4% partisipan mengalami gangguan kognitif berat. Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian teridentifikasi 70,7% partisipan memiliki kualitas hidup sedang dan 8,5% memiliki kualitas hidup buruk. Dengan ini menunjukkan bahwa status fungsi kognitif berhubungan dengan kualitas hidup lanjut usia (X2= 8,685; p-vahte= 0,003). Lanjut usia yang mempunyai kualitas hidup baik berisiko 5 kali lebih kecil mengalami gangguan kognitif berat (OR= 0,210 (1/012=1/0,2=5); 95% Cl= 0,071-0,621). Dapat disimpulkan bahwa status fungsi kognitif berhubungan dengan kualitas hidup. Sehingga diperlukan intervensi terencana seperti promosi kesehatan aktivitas fisik untuk meningkatkan fungsi kognitif dengan harapan fungsi kognitif menjadi baik dalam jangka panjang yang dapat berdampak pada peningkatan kualitas hidup lanjut usia. | en_US |