dc.description.abstract | Usia lanjut merupakan tahap terakhir dalam perkembangan manusia.
Ketika proses menua berlangsung lansia banyak mengalami perubahan di dalam
hidupnya. Sesuai dengan konsep proses menua, bahwa terjadinya penuaan
merupakan siklus kehidupan yang ditandai dengan penurunan fungsi dan
kemunduran fisik yang dapat menyebabkan lansia menjadi tergantung pada orang
lain, termasuk dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Penurunan kondisi
kesehatan dan fisik akan mengakibatkan lansia secara perlahan menarik diri dari
hubungan masyarakat sekitar. Hal ini memengaruhi lansia dalam hal interaksi
sosial. Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan proses
memengaruhi dan menghasilkan hubungan tetap. Semakin baik kemampuan
pemenuhan aktivitas sehari-hari pada lansia maka semakin rendah kesepian yang
dirasakan.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisa hubungan kemampuan
pemenuhan aktivitas sehari-hari dengan tingkat kesepian pada lansia di Unit
Pelayanan Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPT PSTW) Kabupaten
Jember. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik
dengan menggunakan metode cross sectional. Teknik yang digunakan dalam
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non probability sampling dengan
pendekatan purposive sampling. Penghitungan sampel pada penelitian ini
menggunakan rumus slovin dengan error tolerance 0,05 didapatkan hasil 103
lansia. Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu
lembar karakteristik lansia, lembar observasi indeks katz untuk mengukur
kemampuan pemenuhan aktivitas sehari-hari dan UCLA loneliness scale untuk
mengukur tingkat kesepian. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini uji
chi-square. Penelitian dilakukan pada tanggal 22-30 November 2018. Uji etik
penelitian No 178/UN25.8/KEPK/DL/2018.
Hasil kemampuan pemenuhan aktivitas sehari-hari didapatkan 63 lansia
(61,1%) mandiri. Indikator kemandirian paling tinggi pada indikator makan dan
ketergantungan paling tinggi pada indikator berpindah. Hasil tingkat kesepian
didapatkan 54 lansia (52,4%) kesepian ringan dan tidak kesepian. Indikator
tingkat kesepian paling tinggi pada sub variabel isolasi emosional dan indikator
paling rendah isolasi sosial. Hasil uji chi square didapatkan nilai p value =
0,0001. Kesimpulan dari penelitian terdapat hubungan antara kemampuan
aktivitas sehari-hari dengan tingkat kesepian pada lansia di Unit Pelayanan Teknis
Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPT PSTW) Jember.
Lansia yang kemampuan pemenuhan aktivitas sehari-hari dalam kateori
mandiri cenderung lebih aktif dalam melakukan kegiatan yang sudah dijadwalkan
oleh pihak panti. Lansia dapat melakukan kontak sosial secara berlebih dengan
orang lain dengan melakukan interaksi sosial sehingga akan berdampak
penurunan beban pikiran dan rendahnya tingkat kesepian. Tenaga kesehatan
diharapkan memberikan asuhan keperawatan dalam aspek kesepian lansia untuk
mengoptimalkan dan meningkatkan kegiatan-kegiatan seperti terapi aktivitas
sosialisasi yang melibatkan lansia dengan ketergantungan untuk lebih sering
berinteraksi antar lansia, menerapkan komunikasi terapeutik dalam setiap
pertemuan agar lansia dapat mengutarakan perasaannya, sehingga lansia merasa
diperhatikan dan kesepian lansia dapat berkurang | en_US |