dc.description.abstract | Tanah longsor dapat didefinisikan sebagai masa tanah atau campuran matrial
pasir, kerikil, lempung, dan sebagainya yang bergerak sepanjang lereng atau keluar
lereng karena gaya gravitasi. (laberg, et al, 2008). Bencana tanah longsor sering
terjadi pada daerah pegunungan. Rembangan merupakan daerah pengunan di
Jember. Hampir setiap datang musim hujan, longsor selalu terjadi pada kawasan
ini.
Tanah Longsor akibat hujan deras juga dapat terkait dengan formasi dari
medan aliran tak jenuh yang stabil, dan tekanan dari curah hujan menghasilkan
respon yang relatif cepat dari tekanan di dalam tanah. (Tecca dkk, 2013). Hujan
deras yang terus terjadi pada tanah dapat mengakibatkan Debris Flow. Debris flow
terjadi saat timbunan sedimetasi yang tidak terdistribusi dengan baik, rawan dan
jenuh yang akhir nya longsor akibat daya tarik gravitasi Bumi.(Cui dkk, 2014)
Uuntuk memperbaiki stabilitas lereng yang rawan longsor tersebut dapat
dilakukan dengan penambahan strurktur bantu. Struktur bantu ini yang akan
meningkatkan stabilitas lereng tersebut dan meningkat nilai keamanan lereng
tersebut.Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menginggkatkan
stabilitas lereng, salah satunya adalah soil nailing. soil nailing adalah sebuah
metode yang digukan untuk meninggkatkan stabilitas lereng dengan menanamkan
bar dibungkus beton kedalam lereng dengan fungsi menahan pergerakan tanah.
Pada kasus ini bar yang digunakan adalah bar dengan Fy 420 berdiameter 43
mm, memeliki panjang 15 meter dan Bar ditanam kedalam lereng dengan sudut 150
. Dengan perhitungan manual menggunakan metode Wadge dan permodelan
menggunakan software OPTUM G2. Bar ditanam dengan jumlah 20 buah dan 15
buah dengan vertikal 1 meter dan horizontal 1 meter, sedangkan bar dengan jumlah
10 buah ditanam dengan jarak vertikal 2 meter dan jarak horizontal 2 meter.
Mekansme penelitian ini dimulai dengan Pengambilan sempel pada eksisting,
pengujian dilaboratorium, permodelan pada OPTUM G2 untuk lereng alami,
perhitungan perencanaan soil nailing dengan metode wadge, pernodelan setelah
perbaikan menggunakan OPTUM G2, dan analisis dari hasil permodelan dan
perhitungan manual.
Dari hasil permodelan dan perhitungan didapatkan hasil Hasil nilai SF pada
lereng dengan perkuatan soil nailing untuk analisis perkuatan lereng menggunakan
metode baji(wadge) dengan ketinggian 20 meter dan jarak nail 2 meter
menghasilkan nialai SF 1,552 > 1,5. Untuk analisis perkuatan lereng menngunakan
program OPTUM G2 menghasilkan nilai SF dengan ketinggian pemaasangan 20
meter dan jarak 2 meter sebesar 1,578 > 1,5. Sedangakan dengan menggunakan
panjang 15 meter dan jarak antar nail 1 meter, nilai SF menggunakan metode baji
sebesar 2,016 > 1,5 (aman) dan menggunakan program OPTUM G2 didapatakan
nilai SF sebesar 2,066 > 1,5 (aman). | en_US |