Show simple item record

dc.contributor.advisorHERMANSYAH, Yuli
dc.contributor.advisorHERMANSYAH, Bagus
dc.contributor.authorSUPRIATININGSIH, Dinda Ayu Wanodya
dc.date.accessioned2019-04-15T07:42:29Z
dc.date.available2019-04-15T07:42:29Z
dc.date.issued2019-04-15
dc.identifier.nim152010101015
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90506
dc.description.abstractPenyakit ginjal kronik (PGK) merupakan penyakit yang sering dijumpai di seluruh dunia. Prevalensi PGK di dunia sebesar 13,4% dan di Indonesia sebesar 0,2% atau mencapai 499.800 orang pada bulan Mei-Juni 2013. Hemodialisis merupakan terapi yang paling banyak dilakukan untuk pasien PGK stadium 5, namun pembiayaan hemodialisis sangat mahal. BPJS tahun 2015 mengeluarkan dana untuk pembiayaan hemodialisis sebesar 2,68 triliyun rupiah. Salah satu upaya untuk mengurangi biaya hemodialisis yang mahal adalah menggunakan reuse hemodialyzer. Re-use hemodialyzer adalah pemakaian ulang hemodialyzer lebih dari satu kali pada pasien yang sama. Berdasarkan data di RSD dr. Soebandi Jember, re-use hemodialyzer digunakan kembali sebanyak 4 kali. Tujuan digunakan re-use hemodialyzer adalah untuk meringankan biaya dan mengurangi sampah medis. Re-use hemodialyzer sangat menguntungkan karena dapat mengurangi sampah medis di rumah sakit yang dapat meningkat 5- 30 kali dengan mengggunakan single use hemodialyzer. Namun, re-use hemodialyzer juga dapat menurunkan fungsi integritas membran dari hemodialyzer yang sering digunakan sehingga terjadi penurunan pengeluaran molekul-molekul hingga 4-11%. Molekul yang dapat dikeluarkan salah satunya adalah kalium. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental semu (quasi experimental design) dengan rancangan time series design. Penelitian dilaksanan di Instalasi Hemodialisa pada 11-28 Desember 2018. Sampel berjumlah 19 pasien yang diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Peneliti menggunakan data primer yaitu pengukuran kadar kalium dari sampel darah pasien. Sampel darah pasien diambil sebanyak 3 ml saat 5 menit sebelum proses hemodialisis selesai melalui jalur arteri hemodialysis blood line set untuk dilakukan pengukuran kadar kalium di Laboratorium Patologi Klinik ELISA RSD dr. Soebandi Jember. Peneliti juga menggunakan data sekunder yang didapatkan dari rekam medik pasien. Hasil uji statitik paired t-test dari sampel penelitian ini didapatkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar kalium pasien PGK stadium 5 setelah hemodialisis menggunakan hemodialyzer baru dan hemodialyzer re-use ke-4 (p=0,094). Hal ini disebabkan efisiensi kinerja hemodialyzer masih baik dan proses re-use sesuai dengan standar sampai penggunaan ulang ke-4.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPenyakit ginjal kroniken_US
dc.subjectHemodialisisen_US
dc.subjectRe-use Hemodialyzeren_US
dc.subjectKedokteran terapisen_US
dc.titlePerbedaan Kadar Kalium pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 yang Menggunakan Hemodialyzer Baru dan Re-Use di RSD dr. Soebandi Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record