Show simple item record

dc.contributor.advisorIRAWAN, Eka Deddy
dc.contributor.advisorAGUSTIAN, Viddy
dc.contributor.authorPRIAYUNINGTYAS, Atika Sari Dyah
dc.date.accessioned2019-04-11T08:40:17Z
dc.date.available2019-04-11T08:40:17Z
dc.date.issued2019-04-11
dc.identifier.nim132210101050
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90411
dc.description.abstractMetformin hidroklorida merupakan antidiabetik yang digunakan sebagai first line terapi diabetes mellitus tipe 2. Permasalahan dalam terapi metformin hidroklorida yakni bioavaibilitas yang rendah (50-60%) , waktu paruh yang singkat (1,5–4,5 jam), dan frekuensi pemberian metformin hidroklorida yang berulang dengan dosis besar dapat meningkatkan resiko efek samping pada gastrointestinal. Perlu adanya pengembangan formulasi guna tercapaianya terapi yang optimum dan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat. Fadila (2016), Susilowati (2016) dan Sukmaningrum (2016) telah melakukan optimasi formulasi microspheres dengan polimer etil selulosa menggunakan metode non-aqueous solvent evaporation. Micropheres merupakan salah satu bentuk multiple unit dalam sistem pelepasan obat terkendali. Microspheres berbentuk partikel kecil spheris berukuran diameter 1-1000 μm dengan sifat biocompatible, dapat meningkatkan bioavailabilitas suatu bahan aktif, dan menghasilkan partikel dalam ukuran mikron. Etil selulosa telah banyak diteliti sebagai polimer microspheres, polimer ini bersifat tidak larut dalam air, nonbiodegradable, biocompatible, tidak beracun. Pada umumnya, pemberian obat secara peroral adalah rute yang paling banyak digunakan, sediaan oral memiliki penghantaran obat konvensional dengan pelepasan dan absorpsi cepat. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan microspheres ke dalam bentuk tablet . Formula optimum microspheres metformin hidroklorida dipilih berdasarkan nilai entrapment efficiency yang paling tinggi. Dua formula microspheres dengan nilai entrapment efficiency yang tertinggi diformulasikan ke dalam sediaan tablet guna mengetahui evaluasi dan profil disolusinya. Ada tiga formula tablet yang digunakan, satu formula tablet merupakan tablet yang tidak mengandung microspheres dan dua formula merupakan tablet microspheres. Perbedaan peningkatan kecepatan dan lama pengadukan serta jumlah polimer yang sama dari masing-masing formula menghasilkan nilai entrapment efficiency dan pelepasan obat yang berbeda. Semakin tinggi kecepatan pengadukan, maka semakin tinggi nilai entrapment efficiency. Hasil penentuan ukuran microspheres menunjukkan bahwa peningkatan kecepatan dan lama pengadukan dapat memperkecil ukuran partikel. Hasil evaluasi ketiga formula tablet memiliki sifat alir yang baik. Tablet yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan keseragaman ukuran, keseragaman kandungan, kekerasan, dan kerapuhan. Profil pelepasan tablet formula 1 lebih cepat mengalami kenaikan lalu mengalami penurunan setelah menit ke-240. Sedangkan formula 2 dan 3 mengalami kenaikan yang cepat lalu pelepasan naik secara perlahan. formula 1> formula 2> dengan hasil 59,258 %; 40,148 % dan 35,356 %. Konsep kinetika pelepasan formula 1 mengikuti model KorsmeyerPeppas, formula 2 dan 3 mengikuti orde 1. Nilai entrapment efficiency yang semakin tinggi nilai entrapment efficiency menghasilkan nilai yang juga semakin tinggi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectMicrospheresen_US
dc.subjectMetfomin Hidrokloridaen_US
dc.subjectEtil selulosaen_US
dc.subjectFarmasetikaen_US
dc.subjectDisolusi tableten_US
dc.titleEvaluasi dan Profil Disolusi Tablet Microspheres Metformin Hidroklorida-Etil Selulosaen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record