Penilaian Kualitas Hidup Pasien Luka Bakar Pasca Perawatan di RSD dr. Soebandi Jember Berdasarkan SF-36
Abstract
Luka bakar merupakan penyebab trauma tersering keempat di dunia
setelah kecelakaan lalu lintas, terjatuh, dan tindakan kekerasan. Selain itu, luka
bakar merupakan penyebab mortalitas ketiga akibat kecelakaan pada seluruh
kelompok umur. Angka morbiditas pada luka bakar juga relatif tinggi jika
dibandingkan dengan cedera lain. Luka bakar akan menimbulkan berbagai
permasalahan dan keterbatasan pada pasien. Permasalahan yang paling sering
timbul pada pasien luka bakar adalah terbentuknya kontraktur sehingga
menyebabkan deformitas dan keterbatasan ruang gerak. Selain itu, pasien luka
bakar juga rentan mengalami depresi dan ansietas akibat luka bakar. Keterbatasan
yang timbul baik dalam hal fisik dan psikologis akan berdampak pada kualitas
hidup pasien.
Kualitas hidup pasien luka bakar dapat dipengaruhi oleh perawatan yang
diterima pasien tersebut selama di rumah sakit. Perawatan pasien luka bakar akan
ditentukan oleh derajat keparahan luka bakar yang dialami pasien. Keberhasilan
perawatan yang diterima pasien luka bakar akan mempengaruhi kondisi pasien
ketika keluar rumah sakit dan juga mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kondisi pasien ketika keluar
rumah sakit dengan kualitas hidup pasien luka bakar pasca perawatan di RSD dr.
Soebandi Jember. Kondisi pasien ketika keluar dari rumah sakit akan dinilai
melalui sisa luas luka bakar pasien ketika keluar rumah sakit.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain
cross sectional. Penelitian dilaksanakan di ruang rekam medis RSD dr. Soebandi
Jember serta di rumah masing-masing pasien pada Desember 2018. Teknik
sampling menggunakan total sampling dengan kriteria inklusi sampel: (1) Pasien
berusia 18 – 60 tahun. (2) Pasien dengan riwayat luka bakar maksimal 2 tahun
yang lalu. (3) Pasien dengan data rekam medis yang lengkap. (4) Pasien dengan
alamat yang lengkap dan berdomisili di Kabupaten Jember. (5) Pasien sudah tidak
dirawat inap atau sudah keluar dari rumah sakit sedangkan kriteria eksklusi
sampel: (1) Pasien tidak bersedia menandatangani informed consent. (2) Pasien
dengan alamat yang tidak dapat dijangkau oleh peneliti. (3) Pasien dengan riwayat
pulang paksa. (4) Pasien memiliki riwayat gangguan psikiatri pada rekam medis
seperti depresi, skizofrenia dan gangguan suasana/perasaan. (5) Pasien memiliki
riwayat penyakit kronis lain pada rekam medis seperti diabetes mellitus, TBC,
penyakit ginjal kronis, keganasan, hepatitis B dan C, HIV, stroke dan
inflammatory bowel disease. Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan
uji korelasi Pearson dan Spearman.
Berdasarkan data rekam medis, didapatkan sebanyak 48 kasus pasien luka
bakar yang pernah dirawat di RSD dr. Soebandi Jember dalam kurun waktu
September 2016 – September 2018. Namun, hanya 13 pasien yang memenuhi
kriteria sampel penelitian untuk mengisi lembar kuesioner SF-36 yang telah
disediakan.
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara kondisi pasien ketika keluar rumah sakit dengan kualitas hidup pasien luka
bakar pasca perawatan pada aspek fungsi fisik, nyeri, dan kesehatan mental
dengan nilai p secara berurutan adalah p = 0,043, p = 0,046, p = 0,033. Nilai
koefisien korelasi aspek fungsi fisik, nyeri, dan kesehatan mental secara berurutan
adalah r = -0,569, r = -0,561, r = 0,593, hasil tersebut menunjukkan bahwa
kekuatan korelasi yang dimiliki tiap aspek adalah sedang dengan arah korelasi
yang negatif. Selain itu hasil dari penelitian ini juga menunjukkan adanya korelasi
antara kualitas hidup pasien luka bakar pasca perawatan dengan faktor lain yaitu
lama rawat inap dan derajat keparahan luka bakar pasien.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]