Show simple item record

dc.contributor.advisorSakinah, Elly Nurus
dc.contributor.advisorNormasari, Rena
dc.contributor.authorMUMTAZATI, Izza
dc.date.accessioned2019-04-01T06:38:20Z
dc.date.available2019-04-01T06:38:20Z
dc.date.issued2019-04-01
dc.identifier.nimNIM152010101085
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/89963
dc.description.abstractInflamasi merupakan gejala penyakit sering dialami oleh masyarakat. Satusatunya tanda makroskopis inflamasi adalah edema (tumor). Rata-rata angka kejadian edema di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 32,2%, dengan Jawa Barat sebagai provinsi dengan prevalensi tertinggi yaitu 41,7%. Obat antiinflamasi yang sering digunakan masyarakat selama ini adalah OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid). Berdasarkan data, penggunaan OAINS memiliki beberapa efek samping seperti iritasi permukaan membran mukosa saluran cerna, ulserasi, perforasi dan perdarahan terbuka pada saluran pencernaan atas, striktur pada diafragma serta dinding lambung menjadi lebih rentan terhadap asam lambung. Prevalensi kejadian akibat efek samping OAINS di Indonesia mencapai 15%- 30%. Cuka Apel Bawang Dayak Antosianin® merupakan minuman fermentasi yang terbuat dari cuka apel yang dicampur dengan air gerusan bawang dayak. Cuka Apel Bawang Dayak Antosianin® terdiri atas cuka apel yang mengandung quercetin dan bawang dayak yang mengandung antosianin. Quercetin dapat menghambat metabolisme asam arakhidonat sehingga menghambat produksi eikosanoid, yang merupakan mediator inflamasi yang poten. Antosianin menghambat enzim siklooksigenase-2 sehingga apabila kedua zat ini digabungkan dapat menghambat edema yang disebabkan oleh inflamasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan desain penelitian pre test dan post test, yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas Cuka Apel Bawang Dayak Antosianin® dalam menghambat kenaikan volume edema yang dilihat dari perubahan volume edema telapak kaki mencit yang diinduksi karagenin. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jumlah sampel yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan (Mus musculus) yang terbagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok Kontrol Negatif (K(-)), Kontrol Positif (K(+)), Kelompok Perlakuan 1 (K(1)), Kelompok Perlakuan 2 (K(2)), Kelompok Perlakuan 3 (K(3)). Kelompok K(-) diberikan NaCMC 1%, Kelompok K(+) diberikan natrium diklofenak dengan dosis 0,13 mg, dan kelompok perlakuan K(1), K(2), K(3), diberikan Cuka Apel Bawang Dayak Antosianin® dengan konsentrasi 0.069, 0.130, dan 0.230 M secara peroral 30 menit sebelum injeksi 0,05 mL karagenin 1% pada telapak kaki mencit. Pengukuran volume dilakukan pada sebelum injeksi karagenin, sesaat setelah injeksi karagenin, satu jam, dua jam, dan tiga jam setelah injeksi karagenin menggunakan alat pletismometer digital.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries152010101085;
dc.subjectCuka Apelen_US
dc.subjectBawang Dayaken_US
dc.subjectEdema Kaki Menciten_US
dc.subjectDiinduksi Karageninen_US
dc.titleEfektivitas Cuka Apel Bawang Dayak Antosianin® terhadap Perubahan Volume Edema Kaki Mencit yang Diinduksi Karageninen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record