dc.description.abstract | Kopi merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang dikenal oleh
masyarakat Indonesia. Pengeringan pada buah kopi dapat dilakukan dengan dua
cara yakni metode tradisonal dengan memanfaatkan sinar matahari dan metode
modern dengan memanfaatkan mesin. Temperatur yang dibutuhkan dalam proses
pengeringan buah kopi dengan cara tradisional dan modern dapat dikaji secara
sistematis dengan model perpindahan panas.
Penelitian ini, mengilustrasikan kopi sebagai bentuk bola yang tersusun
dalam dua lapisan yakni lapisan biji kopi yang dilapisi dengan daging buah,
sedangkan untuk lapisan kulit ari atau kulit tanduk yang melapisi biji kopi
diabaikan karena ukurannya sangat tipis. Model pemanasan kopi nonlinier
dinamik yang bersifat deterministik, yakni dapat diukur dengan derajat kepastian
tinggi. Namun terdapat beberapa faktor stokastik yang memengaruhi model
pengeringan buah kopi. Faktor stokastik tersebut dapat berupa temperatur sumber
yang tidak stabil serta adanya panas yang menguap keluar karena pengaruh
temperatur lingkungan yang berubah-ubah. Adanya faktor stokastik yang cukup
besar pada proses pengeringan buah kopi mengindikasikan penggunaan metode
lain yang mempertimbangkan faktor tersebut. Untuk mengestimasi model
nonlinier dinamik yang bersifat stokastik digunakan metode Ensemble Kalman
Filter (EnKF) dan Kalman Filter (KF) dengan menerapkan metode diskritisasi
tetha untuk pendiskritan model. Penelitian dilakukan bertujuan untuk
mendapatkan rata-rata estimasi optimal pada pemanasan biji kopi hingga suhu
homogen dan mengetahui perbandingan pengestimasian antara metode Kalman
Filter dan Ensemble Kalman Filter sehingga didapatkan metode estimasi yang
baik antar keduanya. Untuk memperoleh hasil estimasi dilakukan beberapa langkah yakni
diskritisasi dengan metode tetha, kemudian menambahkan noise pada model,
noise merepresentasikan error atau kesalahan pada sistem dan pengukuran seperti
pengaruh suhu dari lingkungan, sumber panas yang tidak stabil dan model
persamaan yang mengilustrasikan kopi berbentuk bulat. Setelah itu
mengimplementasikan metode KF dan EnKF. Hasil analisis simulasi adalah
membandingkan nilai rata-rata norm kovariansi error dari metode KF dan EnKF.
Dilakukan juga perbandingan masukan terhadap beberapa Ensemble yakni 50,
100, 200, 300, 400, dan 500. Ensemble berpengaruh pada nilai norm kovariansi
error.
Hasil simulasi pada pembangkitan beberapa Ensemble membuktikan
bahwa semakin banyak Ensemble yang dibangkitkan, nilai norm kovariansi error
semakin kecil. Untuk perbandingan metode KF dan EnKF, dibandingkan rata-rata
norm kovariansi error metode KF dan rata-rata norm kovariansi error metode
EnKF dengan 500 Ensemble yang menunjukkan bahwa rata-rata norm kovariansi
error EnKF lebih kecil. Disimpulkan bahwa metode EnKF lebih akurat daripada
metode KF sehingga waktu rata-rata yang optimal menggunakan metode EnKF. | en_US |