dc.description.abstract | Neonatus adalah masa saat terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim yakni usia 0 – 28 hari. Neonatus
memiliki risiko tinggi mengalami kondisi kegawatan hingga kematian. World
Health Organization (WHO) menyatakan bahwa terdapat 2,6 juta bayi meninggal
di tahun 2016 atau terdapat 7000 bayi meninggal setiap harinya. Usaha untuk
menanggulangi tingginya risiko kematian pada bayi yang mengalami kondisi
kegawatan ialah perawatan bayi secara intensif salah satunya di Neonatal
Intensive Care Unit (NICU). Faktor-faktor yang memengaruhi outcome hasil
perawatan bayi selama di NICU ialah faktor dari persalinan, faktor dari bayi, dan
faktor kondisi kegawatan neonatus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor apa saja yang memengaruhi mortalitas neonatus serta mengetahui proporsi
mortalitas pasien neonatus yang menerima perawatan di NICU. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan rujukan dalam upaya
peningkatan strategi penanggulangan tingginya angka kematian neonatus.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional
dengan pendekatan retrospektif yang dilakukan di RSD dr. Soebandi Jember.
Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh pasien neonatus yang dirawat di
ruang NICU RSD dr. Soebandi Jember antara rentang waktu 1 Januari 2017
sampai 31 Desember 2017. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
total sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dekriptif,
Chi-square atau Fisher’s exact, dan uji multiple logistic regression dengan
interval kepercayaan 95%.
Hasil dari penelitian ini didapatkan proporsi mortalitas neonatus di NICU
sebesar 55,4%. Hasil uji hubungan faktor kegawatan neonatus di antaranya
hubungan asfiksia dengan outcome menggunakan uji Chi-square menunjukkan
nilai p=0,005 (OR 0,34), hubungan gawat napas dengan outcome menggunakan
uji Chi-square menunjukkan nilai p=0,137 (OR 1,75), hubungan prematur dengan
outcome menggunakan uji Chi-square menunjukkan nilai p=0,005 (OR 3,03),
hubungan kejang dengan outcome menggunakan uji Fisher’s exact menunjukkan
nilai p=0,264 (OR 1,98), hubungan hiperbilirubinemia dengan outcome
menggunakan uji Chi-square menunjukkan nilai p=0,005 (OR 0,36), hubungan
Necrotizing Enterocolitis (NEC) dengan outcome menggunakan uji Fisher’s exact
menunjukkan nilai p=0,581 (OR 1,63), hubungan sepsis dengan outcome
menggunakan uji Chi-square menunjukkan nilai p=0,002 (OR 3,23). Kemudian
hasil uji hubungan faktor dari bayi dengan outcome mortalitas diantaranya
hubungan berat badan lahir dengan outcome menggunakan uji Chi-square
menunjukkan nilai p=0,243 (OR 1,39), hubungan APGAR score menit ke-1
dengan outcome menggunakan uji Fisher’s exact menunjukkan p=0,761, dan
hubungan APGAR score menit ke-5 dengan outcome menggunakan uji Chi-square menunjukkan p=0,578. Selanjutnya, hasil uji hubungan faktor dari
persalinan dengan outcome mortalitas di antaranya hubungan usia kehamilan
dengan outcome menggunakan uji Chi-square menunjukkan nilai p=0,008,
hubungan cara persalinan dengan outcome menggunakan uji Chi-square
menunjukkan nilai p=0,011 (OR 2,64), hubungan asal persalinan dengan outcome
menggunakan uji Chi-square menunjukkan nilai p=0,065 (OR 2,04), hubungan
ketuban pecah dini (KPD) dengan outcome menggunakan uji Chi-square
menunjukkan nilai p=0,189 (OR 1,93), dan hubungan gawat janin dengan
outcome menggunakan uji Fisher’s exact menunjukkan nilai p=0,245 (OR 0,51).
Sedangkan hasil uji multiple logistic regression hubungan variabel-variabel
dengan p<0,25 dengan outcome menunjukkan bermakna pada variabel KPD
(OR=7,50; p=0,017), sepsis (OR=5,43; p=0,001), cara persalinan (OR=3,97;
p=0,011), usia kehamilan (OR=3,15; p=0,022), serta hiperbilirubinemia
(OR=0,16; p=0,000). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor
yang memengaruhi mortalitas neonatus di NICU RSD dr. Soebandi Jember pada
tahun 2017 bermakna pada prematur, sepsis, cara persalinan dan KPD. | en_US |