Show simple item record

dc.contributor.advisorHAYATI, Nunung Nuring
dc.contributor.advisorKRISWARDHANA, Willy
dc.contributor.authorWICAKSONO, Satrio
dc.date.accessioned2019-03-04T02:07:08Z
dc.date.available2019-03-04T02:07:08Z
dc.date.issued2019-03-04
dc.identifier.nimNIM141910301011
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/89707
dc.description.abstractPeningkatan jumlah penduduk dan wisatawan mempengaruhi aktifitas di kota Malang. Aktifitas penduduk memicu pertumbuhan mobilisasi yang berdampak langsung pada meningkatnya pertumbuhan arus lalu lintas. Pertumbuhan lalu lintas dapat diketahui pada pertemuan antar jalan yang disebut dengan persimpangan. Simpang mempunyai beragam karakter lalu lintas dan geometrik. Arus lalu lintas kendaraan terdiri dari beragam tipe kendaraan sehingga diperlukan faktor konversi yang berfungsi untuk mengklasifikasikan menjadi satuan mobil penumpang. Faktor konversi ini disebut dengan ekivalen mobil penumpang (emp). Nilai emp digunakan untuk mengatasi perbedaan ruang kendaraan dalam melakukan gerakan sehingga nilai ini diperlukan dalam menganalisis kinerja jalan. Dalam perhitungan kapasitas jalan di Indonesia, nilai emp yang dipakai mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Perancangan manual tersebut didasarkan pada pengumpulan data lalu lintas yang tercatat pada tahun 1991-1995 di lima kota besar di Indonesia. Saat ini, nilai emp MKJI 1997 belum tentu dapat memenuhi karakterisitik lalu lintas saat ini jika dilihat dari kepemilikan kendaraan bermotor. Badan Pusat Statistik menyebutkan jumlah kepemilikan kendaraan bermotor di Indonesia pada tahun 2012 sampai 2016 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnnya. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui variasi nilai emp dari kendaraan tersebut. Pada penelitian ini digunakan metode time headway dalam mencari nilai emp kemudian dibandingkan dengan emp MKJI 1997. Dalam penelitian Hounsell dan Leong mengatakan metode headway merupakan metode yang paling tepat untuk memprediksi nilai ekivalen mobil penumpang (Charles, 2014). Hasil emp yang didapatkan dengan metode time headway pada Jalan L.A Sucipto Barat untuk MC sebesar 0,47, HV1 sebesar 1,25, HV2 sebesar 1,77, dan HV3 sebesar 2,6. Nilai emp pada Jalan L.A Sucipto Timur untuk MC sebesar 0,46, HV1 sebesar 1,22, HV2 sebesar 2,03, dan HV3 sebesar 2,64. Nilai emp pada Jalan Panji Suroso untuk MC sebesar 0,56, HV1 sebesar 1,18, HV2 sebesar 1,87, dan HV3 sebesar 3,33. Nilai emp pada Jalan Sunandar Priyo untuk MC sebesar 0,58, HV1 sebesar 1,01, HV2 sebesar 1,43, dan HV3 sebesar 2,73. Setelah mendapatkan nilai emp time headway, kemudian membandingkan dengan emp MKJI 1997 melalui perhitungan kinerja simpang dengan metode perhitungan MKJI 1997. Indikator yang dibandingkan yaitu derajat kejenuhan (DS), arus lalu lintas (Q), panjang antrian (QL), dan tundaan (D). Hasil analisis kinerja simpang menunjukkan bahwa emp time headway menghasilkan nilai yang lebih besar dari emp MKJI 1997. Pembanding terbesar dapat dilihat pada indikator panjang antrian. Nilai panjang antrian terbesar terdapat pada Jalan L.A. Sucipto Timur sebesar 521,13 m berbanding 203,41 m. Jalan L.A. Sucipto Barat sebesar 778,97 m berbanding 187,71 m. Jalan Panji Suroso sebesar 823,98 m berbanding 405,67 m. Jalan Sunandar Priyo sebesar 683,15 m berbanding 251,92 m. Hasil perhitungan panjang antrian tersebut kemudian dibandingkan dengan panjang antrian lapangan yang menunjukkan bahwa perhitungan dengan emp MKJI 1997 lebih mendekati dengan panjang antrian pada lapangan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries141910301011;
dc.subjectKinerja Simpang Bersinyalen_US
dc.subjectMetode Time Headwayen_US
dc.titlePerbandingan Kinerja Simpang Bersinyal Menggunakan Emp Mkji 1997 Dengan Emp Lapangan Menggunakan Metode Time Headway (Studi Kasus: Simpang L.A. Sucipto Kota Malang)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record