dc.description.abstract | Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang terus terjadi setiap tahunnya di Indonesia. Virus dengue merupakan
penyebab penyakit DBD yang ditularkan oleh nyamuk. Aedes aegypti merupakan
vektor primer, sedangkan Aedes albopictus sebagai vektor sekunder.
Pemberantasan vektor virus dengue telah dilakukan tetapi kasus DBD masih
cukup tinggi. Tingginya kasus DBD diduga adanya resistensi terhadap vektor
virus dengue, sehingga menyebabkan diversitas vektor virus dengue. Analisis
diversitas meliputi dua macam identifikasi, yaitu identifikasi morfologi dan
identifikasi molekuler. Identifikasi morfologi merupakan metode konvensional
untuk mengidentifikasi spesies berdasarkan karakteristik eksternal. Adanya
keterbatasan dalam identifikasi morfologi seperti subjektivitas peneliti terhadap
ciri-ciri morfologi yang ada maka maka perlu dilakukan identifikasi molekuler
yaitu dengan menggunakan metode DNA barcoding untuk memudahkan
identifikasi spesies dan juga untuk mendukung metode identifikasi nyamuk
berdasarkan morfologi. Identifikasi molekuler menggunakan marka molekuler
ITS2 yang terletak diantara gen ribosomal (rRNA) 5,8S dan 28S. Pentingnya
identifikasi secara morfologi dan molekuler untuk mengetahui keterkaitan antara
diversitas genetik Ae. aegypti dan Ae. albopictus dengan pengendalian vektor
potensial virus dengue, maka penelitian ini dilakukan untuk mendukung upaya
strategi pengendalian vektor potensial dengue secara tepat.
Metode penelitian meliputi landing collection larva Ae. aegypti dan Ae.
albopictus asal kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Kemudian dilanjutkan
dengan rearing nyamuk isofemale di Animal Care Unit Laboratorium Zoologi
Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Jember. Setelah itu, dilakukan
identifikasi morfologi terhadap vektor potensial virus dengue. Setelah dilakukan identifikasi morfologi, dilanjutkan dengan identifikasi molekuler meliputi isolasi
DNA genom larva Ae. aegypti dan Ae. albopictus dengan menggunakan metode
salt-extraction. Kemudian dilanjutkan amplifikasi PCR dengan menggunakan
primer ITS2. Setelah dilakukan amplifikasi, DNA yang didapatkan kemudian
dipurifikasi sehingga diperoleh DNA murni. Setelah itu, dilanjutkan dengan
analisis sekuensing melalui jasa 1
base (Singapore) dan hasil yang diperoleh
kemudian dianalisis dan dibuat rekonstruksi pohon filogenetik menggunakan
software Mega6.
Identifikasi morfologi Ae. aegypti Sumbersari dan Ae. albopictus
Sumbersari menunjukkan perbedaan, pada Ae. aegypti pada bagian thorax
terdapat garis seperti lyre dengan dua garis lengkung dan dua garis lurus,
sedangkan pada Ae. albopictus pada bagian thorax memiliki satu garis putih lurus.
Identifikasi molekuler berdasarkan DNA pengkode ITS2, panjang basa nukleotida
pada Ae. aegypti sekitar 331 pb dan memiliki kemiripan 100% dengan Ae.
aegypti isolate (KY382418,1). Ae. albopictus Sumbersari memiliki panjang basa
nukleotida sekitar 550 pb dan 400 pb. Ae. albopictus dengan panjang basa
nukleotida 550 pb memiliki kemiripan 94% dengan Ae. albopictus isolate Varazze
(JX679395,1). Pohon filogenik terhadap kedua spesies menunjukkan kedua
spesies tersebut berada pada cabang yang berbeda. | en_US |