dc.description.abstract | Saat ini kebutuhan akan teknologi informasi semakin meningkat, terutama
pada jaringan internet (interconnection networking) sehingga membutuhkan
informasi yang cepat, singkat dan akurat. Majunya teknologi suatu negara dapat
dijadikan titik ukur kemajuan suatu negara dan dapat menjadi potensi besar untuk
dapat meningkatkan dan mewujudkan berbagai jenis pelayanan komunikasi yang
lebih canggih dengan akses yang cepat dan murah. Kebutuhan atas penggunaan
bersama dalam jaringan internet baik software maupun hardware telah
menimbulkan pengembangan akan teknologi jaringan itu sendiri dan jaringan
internet yang cepat tidak lepas dari layanan Bandwidth.
Penggunaan layanan internet dapat diperoleh melalui kabel maupun
nirkabel yang nantinya akan diterima oleh sebuah modem. Dari modem itulah para
User dapat menikmati layanan internet. Dengan kapasitas Bandwidth yang tersedia
diharapkan banyak User dapat mengakses internet secara bersama-sama maka perlu
dilakukan pengaturan Bandwidth. Jika pengaturan Bandwidth tidak dilakukan maka
Bandwidth akan penuh saat digunakan oleh beberapa User saja. Oleh karena itu,
sebuah jaringan memerlukan manajemen penggunaan Bandwidth secara bijak.
Sehingga dapat mengatur lalu-lintas data tepat pada sasaran dalam waktu cepat dan
efisien.
Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Per Connection
Queue (PCQ), metode Hierarchical Token Bucket (HTB), dan metode Hotspot yang
akan diterapkan pada Mikrotik RB 941, dengan Bandwidth sumber sebesar 40
Mbps. Pada konfigurasi metode Per Connection Queue (PCQ) dan metode
Hierarchical Token Bucket (HTB) akan di atur Bandwidth sebesar 20 Mbps dengan 10 Client, 1 buah switch, 1 buah Mikrotik RB 941 dan 10 kabel coaxial
menggunakan konektor RJ 45 untuk menghubungkan Client dengan switch.
Sedangkan pada konfigurasi metode Hotspot akan diatur Bandwidth sebesar 20
Mbps dengan 5 Client, 1 Access Point. Kemudian setelah konfigurasi selesai akan
di lakukan pengujian Layer 7 Protocol dan Limitasi Berdasarkan Ukuran File dan
pengujian manajemen Bandwidth pada jaringan yang menggunakan metode Per
Connection Queue (PCQ), metode Hierarchical Token Bucket (HTB), dan metode
Hotspot dengan menggunakan Speed Test Unej secara online. Pada penelitian ini
juga menghitung dan mengukur Quality of Service masing-masing Client dengan
menggunakan software wireshark serta pengamatan konsep jam sibuk selama 1
minggu. Pada penelitian ini diharapkan setiap jaringan harus mengatur dengan baik
pemakaian Bandwidth agar pengguna dapat menikmati layanan internet sesuai
dengan kebutuhan.
Perbandingan hasil Quality of Service metode HTB, PCQ, dan Hotspot
berdasarkan nilai index parameter untuk nilai rata-rata adalah 3,75 dengan kategori
“bagus”. Sedangkan perbandingan hasil Quality of Service bersadarkan nilai
parameter untuk nilai rata-rata troughput yaitu 100% dengan kategori “sangat
bagus”, nilai rata-rata delay yaitu 7,4 ms dengan kategori “sangat bagus”, nilai ratarata
jitter
yaitu
19,734
ms
dengan
kategori
“bagus”
dan
nilai
rata-rata
packet
loss
yaitu
0%
dengan
kategori
“sangat
bagus”.
Nilai
rata-rata
delay
terbesar
yaitu
client
2
dengan
metode
HTB
sebesar
75,4
ms
karena
packet
data
yang
diterima
hanya
61,
sedangkan
PC
lainnya
packet
data
yang diterima ratusan hingga ribuan dan juga
berpengaruh pada nilai jitter, karena nilai jitter yaitu variasi delay. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.33. Untuk manajemen bandwidth yang lebih
baik didapat nilai troughput, delay, jitter dan packet loss terbaik yaitu menggunakan
metode Hotspot. Karena pada metode Hotspot bandwidth telah di setting sesuai
dengan user profile, dimana Rate (rx/tx) disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah
user login dapat ditentukan. Pada konsep jam sibuk, besar trafik rata-rata untuk
metode HTB yaitu 8,11 Mbps pada jam 10.00 WIB, untuk metode PCQ yaitu 14,35
Mbps pada jam 11.00 WIB, untuk metode Hotspot yaitu 2,48 Mbps pada jam 09.00
WIB. | en_US |