dc.description.abstract | Salbutamol sulfat (SS) adalah obat golongan bronkodilator yang banyak
digunakan dalam pengobatan asma, bronkospasme dan kondisi dengan obstruksi
saluran napas reversibel, termasuk penyakit paru obstruktif kronik. Pemberian SS
melalui rute oral dan inhalasi masih memiliki banyak kekurangan seperti mengalami
metabolisme lintas pertama di hati yang menyebabkan bioavailabilitasnya rendah
yaitu sebesar 40% dan ketidakakuratan dosis karena penggunaan inhaler yang kurang
tepat, untuk mengatasi hal tersebut digunakan rute alternatif yaitu rute transmukosal.
Rute transmukosal memanfaatkan mukosa sublingual dan buccal sebagai tempat
penyerapan dengan dua tujuan terapi yang berbeda. Secara khusus, rute buccal
digunakan untuk pengobatan gangguan kronis yang membutuhkan perpanjangan
pelepasan bahan aktif. Rute buccal dipilih karena bisa mempertahankan kadar obat
dalam plasma.
Sistem penghantaran buccal merupakan suatu sistem penghantaran obat
melalui membran mukosa ke sirkulasi sistemik dengan menempatkan obat di antara
pipi bagian dalam dan gusi. Kelebihan dari penghantaran obat buccal adalah obat
dapat diserap secara langsung ke dalam sirkulasi sistemik tanpa mengalami
metabolisme lintas pertama di hati sehingga dapat meningkatkan bioavailabilitas
obat, dapat segera dihentikan jika terjadi toksisitas, dosis yang diberikan lebih akurat,
serta mudah dalam formulasinya. Sediaan buccal film dipilih karena bentuknya yang
tipis, ringan, dan lebih fleksibel dibandingkan dengan bentuk lainnya sehingga dapat
meningkatkan kenyamanan dalam penggunaanya.
Faktor yang mempengaruhi efektifitas sediaan film yaitu kekuatan
mucoadhesive, swelling index, dan waktu tinggal. Ketiga faktor tersebut dipengaruhi
oleh polimer yang digunakan. Sediaan mucoadhesive buccal film memerlukan polimer yang bersifat mucoadhesive dan memiliki sifat mekanik yang baik untuk
menjaga perlekatan bentuk sediaan di daerah buccal dalam jangka waktu yang lama.
Penelitian ini menggunakan kombinasi dua polimer yaitu HPMC dan Carbopol®
dalam sediaan buccal film salbutamol sulfat. Kedua polimer tersebut dipilih dengan
tujuan agar dapat memberikan respon kekuatan mucoadhesive, swelling index, dan
waktu tinggal yang baik. Kemudian dilakukan evaluasi dengan menguji organoleptis,
ketahanan lipat, keseragaman ketebalan, keseragaman bobot, pH permukaan,
penetapan kadar SS, swelling index, FTIR, pelepasan, waktu tinggal, dan kekuatan
mucoadhesive dari sediaan buccal film salbutamol sulfat.
Hasil pengujian kekuatan mucoadhesive menunjukkan bahwa
FB>F1>FA=FAB dengan nilai kekuatan mucoadhesive berturt-turut yaitu 35,27 gF;
33,6 gF; 27,27 gF; dan 27,43 gF. Hasil Swelling index menunjukkan bahwa
FA<F1<FAB<FB dengan nilai swelling berturut-turut 7,761; 11,070; 11,924; dan
17,042. Hasil waktu tinggal mucoadhesive menunjukkan bahwa F1<FA<FB<FAB
dengan nilai 126 menit; 128 menit; 145,67 menit; dan 184 menit. Hasil dari pengujian
ketiga respon tersebut kemudian dianalisis menggunakan software design expert trial
versi 10.0.1 sehingga didapatkan 2 solusi dengan satu formula optimum yang terpilih.
Pada penelitian ini diperoleh formula optimum dengan komposisi HPMC sebesar
19,235 mg dan carbopol sebesar 8 mg. Formula optimum kemudian diuji dengan
FTIR dan pelepasan. Hasil uji FTIR menunjukkan bahwa tidak ada interaksi secara
fisika atau kimia antara polimer dan bahan aktif dalam sediaan buccal film salbutamol
sulfat. Hasil uji pelepasan menunjukkan bahwa sediaan buccal film salbutamol sulfat
dapat melepaskan obat sebesar 93,589 % dalam 180 menit. | en_US |